PURWOREJO, KRJOGJA.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi objek wisata Bukit Seribu Besek di Dusun Kalipancer Desa Guntur Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo, Rabu (23/10/2019). Ganjar meminta masyarakat terus meningkatkan kreativitas untuk mengatasi persoalan sampah.Â
Gubernur mengapresiasi langkah positif warga dan pengelola wisata tersebut yang mengolah sampah plastik menjadi aneka kerajinan. Selain itu, warga juga memanfaatkan bambu untuk aneka kerajinan dan sebagian dipajang sebagai daya tarik wisata. "Terima kasih masyarakat yang sudah memiliki kesadaran, mengembangkan berbagai kreativitas untuk mengurangi plastik," ungkapnya menjawab pertanyaan KRJOGJA.com.Â
Menurutnya, lingkungan di Kecamatan Bener memiliki potensi untuk dikembangkan untuk mengatasi masalah sampah. Perempuan di sekitar objek wisata tersebut sudah lama membuat besek dari bambu.Â
Namun, sekarang, katanya, warga mulai menyosialisasikan besek sebagai alternatif pengganti kantong plastik. "Menjadi kontainer berbahan lokal, untuk tahap pertama ini, sudah bagus. Kreativitas itu sudah menjadi faktor pembeda Bukit Seribu Besek dengan lainnya," tuturnya.Â
Kendati demikian, Ganjar meminta masyarakat untuk memperkaya desain dan jangan hanya membuat besek. "Buat aneka produk yang menarik, cari ahli desain, minta bantuan kepada pemerintah untuk memfasilitasi. Libatkan juga perguruan tinggi untuk ikut berperan membangun masyarakat lewat berbagai program, misalnya kuliah kerja nyata (KKN)," tegasnya.Â
Ganjar menegaskan, perlu upaya kreatif dan inovatif dalam memasarkan produk pengganti plastik serta objek wisata yang dikembangkan masyarakat. Masyarakat, katanya, harus mengawali proses dengan memperkuat kelembagaan. Setelah itu, dilakukan pelatihan manajemen.Â
Pengelola, lanjutnya, mempublikasikan potensi dengan berperan aktif menggunakan media sosial. "Buat lomba foto, vlog, cerita, atau minta testimoni pengunjung. Selain dengan media mainstream, medsos juga digenjot, efeknya lebih terasa," ucapnya.Â
Kepala Desa Guntur Muh Kholip mengatakan, masyarakat mengembangkan kawasan hutan pinus milik PT Perhutani untuk objek wisata. Objek dibuat unik dengan memanfaatkan besek dan sampah plastik menjadi berbagai ornamennya.Â