MUDIK menggunakan bajaj 4 tak warna biru dilakukan Prayitno (67) dari Manggarai, Jakarta Selatan menuju Gombong, Jawa Tengah pada Jumat (8/6/2018) malam. Selama diperjalanan angkutan umum khas ibu kota itu melaju dengan lancar tanpa terjebak kemacetan.
"Alhamdulilah perjalanan lancar. Ini kan sekarang udah banyak tol, kalau bajaj kan gak bisa lewat tol. Jadi lewat jalan biasa malah lancar aja gitu" kata Prayitno.
Ia menempuh perjalanan selama 24 jam melalui jalur Pantura kemudian lewat Pejagan, lalu ambil ke arah Purwokerto menuju Gombong. Berangkat selepas tarawih dan tiba pukul 20.00 di kampung halamannya membawa tiga penumpang yakni anak yang terakhir serta dua cucu.
KRJogja.com menjumpai Prayitno ketika perjalanan menuju Wonogiri, Jawa Tengah, pada Minggu (10/6/2018) pagi di jalan Purworejo - Wates untuk menjemput anaknya yang nomor tiga beserta cucu. Tahun ini bersama keluarga besarnya akan berlebaran di Gombong.
Mudik menggunakan bajaj dilakukan kakek pensiunan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) bukan tanpa sebab. Sejak bulan April kemarin sudah kehabisan tiket. Padahal setiap tahunnya bapak dari lima anak ini biasa mudik menggunakan kereta.
"Kalau mudik kita biasa naik kereta api. Tapi kebetulan kemarin kehabisan, gak kebagian tiket. Sejak tiga bulan lalu cuma dapat satu buat suaminya anak saya ini", katanya yang mengaku punya 11 cucu.
Sementara itu, untuk perjalanan arus balik ke Jakarta ia justru sudah mengantongi tiket kereta. Keterbatasan tiket kereta untuk perjalanan mudik ini terkadang juga masih menjadi persoalan.
Diperjalanan kendaraan roda tiga berplat warna kuning itu melaju dengan kecepatan maksimal 60 Km/jam. Terkadang melintas di jalur roda empat terkadang di jalur motor, mengikuti arus.