Jadi Sarana Introspeksi Diri, Ini Arti Penting Tri Suci Waisak

Photo Author
- Senin, 28 Mei 2018 | 13:31 WIB

MAGELANG, KRJOGJA.com - Selasa (29/5/2018) besok umat Buddha merayakan Tri Suci Waisak 2562 BE/2018, sedangkan puncak acara secara nasional akan diperingati di pelataran Candi Borobudur, Selasa malam. Detik-detik Tri Suci Waisak 2562 BE/2018 berlangsung pukul 21.19.13. Di pelataran Candi Borobudur umat Buddha melakukan meditasi sambil duduk di atas hamparan karpet atau alas duduk yang digelar di pelataran barat candi.  

Baca Juga: Api Mrapen Sudah Disemayamkan di Mendut

Sebelum di Candi Borobudur, dilaksanakan prosesi jalan kaki dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur pada siang harinya. Dalam prosesi ini, kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Perwakilan Umat Buddha Indonesia (DPP Walubi) yang juga Ketua Panitia Waisak Nasional 2582 BE/2018 Dra S Hartati Murdaya, di pelataran Candi Mendut, Minggu (27/5/2018) malam dibawa berbagai sarana puja.

Jumat dan Sabtu (25-26/5/2018) lalu di areal Taman Lumbini kawasan Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), sudah dilaksanakan pengobatan gratis yang dikuti 5.670 orang dari sekitar Borobudur.

Minggu kemarin juga dilaksanakan ritual pengambilan api alam Mrapen Grobogan Purwodadi, dan sorenya disemayamkan di Candi Mendut. Sebelum dibawa ke dalam Candi Mendut, api alam yang dinyalakan di beberapa obor dibawa keliling (pradaksina) di bagian bawah Candi Mendut dan juga di bagian atas Candi Mendut.

Api, kata Hartati Murdaya, melambangkan sebagai suatu penerangan dan mampu menerangi dalam segala langkah kehidupan manusia. Dengan penerangan sejati dari ajaran Buddha Gautama, diharapkan dapat melangkah melalui jalan yang benar, mengikis segala hawa nafsu, sang aku atau sang ego, keserakahan dan kebodohan kegelapan batin yang selalu membelenggu pada setiap detik, setiap menit dalam batin manusia.

Sesuai tema Waisak 2562 BE/2018 ini, yaitu 'Tranformasikan Kesadaran Delusi Menjadi Kesadaran Murni', Ketua Umum DPP Walubi mengajak semua pihak untuk melakukan introspeksi di saat Waisak 2562 BE/2018 ini. Pada diri masing-masing mengawasi segala perilaku yang telah dilakukan, yang baik dan yang buruk, semuanya diwaspadai karena sang ego telah membuat diri manusia terbelenggu di dalam kegelapan batin dan kebodohan, keserakahan, berbagai komposisi mental yang sebenarnya merugikan diri sebagai manusia.

"Sehingga diusahakanlah benih-benih ke-Bhudda-an ada pada diri manusia, yang tertanam pada diri kita sendiri, dapat muncul dan tumbuh sempurna serta subur, dan kelak dapat meneladani Sang Buddha, pembebasan dari penderitaan, jasmani dan rohani serta berakhir mencapai kebebasan menjadi Buddha merupakan cita-cita tertinggi umat Buddha karena manusia telah hidup di dalam ketidakkekalan," katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Ratusan Wisatawan Wonosobo Banjiri Pantai Dewaruci

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:50 WIB

Pendaki Gunung untuk Perhatikan Prakiraan Cuaca BMKG

Senin, 15 Desember 2025 | 10:55 WIB

Purworejo Luncurkan Gerakan Sekolah Cerdas Bermedia

Jumat, 12 Desember 2025 | 15:10 WIB
X