TEMANGGUNG, KRJOGJA.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan tidak menolak impor beras, namun pemerintah harus mempertimbangkan berbagai hal sebelum impor beras agar tidak terjadi polemik.
"Kami tidak menolak atau menerima, sebenarnya berapa data beras yang kita miliki, kalau posisi sekarang minus maka perlu dipertimbangkan beberapa hal, yakni di mana ada panen dan kapan?" katanya usai Gowes Bareng di Temanggung, Minggu (21/1/2018).
Dia mengatakan pemerintah harus mendata dan menghitung potensi panen dengan sungguh-sungguh, apakah panen dalam waktu pendek ini sudah dapat mencukupi stok pangan nasional atau belum. Jika belum bisa silakan impor, namun jika mencukupi tidak usah impor.
Impor hanya ditujukan pada beberapa daerah yang mengalami kekurangan. Untuk di Jateng sendiri tidak butuh, sebab sudah cukup untuk empat bulan ke depan.
Dia mengatakan saat ini beberapa daerah di di Jateng seperti Grobogan, Kudus, dan Kendal sudah mulai panen. Tiap hari laporan masuk ke hp. "Setiap hari saya mendapatkan laporan itu, tinggal dihitung saja kita proyeksi," katanya.
Dia menyampaikan kalau nanti diminta menghgitung potensi panen per provinsi, Jateng sudah siap, karena Jateng relatif cukup dan tidak perlu impor untuk Jateng. "Tetapi kami tidak berani katakan tolak impor, kalau beberapa daerah lain tidak mencukupi siapa yang mau tanggung jawab, kecuali pemerintah ada rencana lain mengganti beras sejahtera (rastra) dengan jagung sejahtera, singkong sejahtera, ubi sejahtera," katanya.
Dia mengatakan dengan diversifikasi pangan itu, mungkin stok pangan cukup, tetapi tinggal masyarakatbya biasa tidak makan seperti itu.
"Kalau nanti beras impor masuk, jangan sampai masuk ke daerah yang sedang panen, kasihan petani. Bulan Maret nanti diperkirakan memasuki panen raya. Pengawasan beras impor perlu dilakukan jangan sampai para pihak memanfaatkan,"Â katanya. (Osy)