KEBUMEN, KRJOGJA.com - Akibat ambrol atau runtuhnya jalan setapak di atas tebing Sungai Luk Ulo di Gang Mangga Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten Kebumen, lima rumah di samping jalan setapak tersebut kondisinya kini 'kritis'.
"Setelah jalan setapak ini runtuh beberapa hari lalu, maka tembok bagian belakang kelima rumah beserta tanah tebing tempat kelima rumah ini berdiri, kini berbatasan langsung dengan sungai," ujar salah satu pemilik rumah, Darmi di rumahnya, Selasa (28/11/2017).
Jalan setapak selebar 60 sentimeter yang berada di tebing tepi Sungai Luk Ulo itu runtuh akibat diterjang arus deras sungai, belum lama ini. Para warga setempat termasuk Darmi mengkhawatirkan kerusakan rumah akan bertambah parah bila ada hantaman arus deras lagi ke lokasi ini. "Kini setiap kali turun hujan kami selalu was-was, apalagi bila malam hari," ujar Darmi.
Selain menunggu realisasi pembuatan bronjong oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen, guna mengantisipasi kerusakan yang lebih parah para pemilik rumah dibantu warga sekitarnya melakukan berbagai upaya antisipasi secara mandiri.
Diantaranya, di bekas bagian yang longsor ditutup dengan terpal. Pemasangan terpal ini bertujuan agar tebing dan tembok terhalang terpal dari serangan arus deras bila arus deras sewaktu-waktu datang lagi.
"Kami juga berusaha mengurangi beban atas tanah dengan mengurangi jumlah perabotan di dalam rumah. Sebagian penghuni rumah juga pindah ke tempat lain yang aman," jelas Anna, anak sulung Darmi.
Menurut Anna lokasi lingkungan di sekitar lima rumah yang kritis adalah kawasan rawan longsor. Sekitar 14 tahun lalu di lokasi itu belasan rumah hancur diterjang arus deras sungai. Setelah kejadian itu, di bagian yang longsor dibangun bronjong oleh Pemkab Kebumen.
"Namun akibat sistem pembuangan air limbah yang buruk, tanah di sini semakin rawan longsor. Akibatnya, 6 bulan lalu ruang tamu, kamar dan dapur rumah saya roboh akibat tanahnya ambles kemudian longsor, kemudian beberapa hari lalu jalan setapak samping tembok rumah pun longsor," tutur Anna. (Dwi)
