Penelitian Situs Liyangan Masih Butuh Waktu Lama

Photo Author
- Selasa, 3 Oktober 2017 | 18:10 WIB

TEMANGGUNG, KRJOGJA.com - Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta mengatakan penelitian Situs Liangan yang berada di lereng Gunung Sindoro di Desa Purbosari Kecamatan Ngadirejo Temanggung masih membutuhkan waktu lama dan membutuhkan ketelitian serta keterlibatan multidisiplin ilmu untuk mengungkap misteri yang menyelimutinya.

"Penelitian saat ini baru mencapai sekitar 15 hingga 20 persen, jadi ekskavasi masih butuh waktu lama," kata Kepala Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta, Sugeng Riyanto, usai menjadi narasumber pada seminar sejarah lokal di Pendopo Pengayoman Kabupaten Temanggung, Senin (2/10/2017).

Dia mengatakan pekerjaan rumah atas penelitian dari tim peneliti di Situs Liangan masih sangat banyak. Informasi yang dibutuhkan tim tidak hanya sekedar luasan area namun juga lebih ke detailnya, seperti kaitannya dengan pertaniannya dan jenis pertaniannya.

Maka itu, terusnya, orang yang datang ke Liangan tidak sekedar melihat candi, tetapi melihat peradaban leluhurnya. Sebab belajar dari leluhurnya merupakan kebanggaan jati diri bahwa leluhur bangsa Indonesia itu hebat.

Dia mengemukakan terakhir tim melakukan penelitian pada bulan September 2017. Titik tekan penelitian itu adalah untuk memperjelas hubungan antara teras halaman empat ke halaman tiga. Hasilnya, diantaranya ternyata teras halaman empat untuk naik ke halaman tiga itu cukup rapat dengan benteng dari bambu yang ditancapkan ganda dengan jarak 30 centimeter.

"Dengan adanya benteng bambu tersebut kalau dari halaman empat ke halaman tiga tidak bisa langsung dan harus melalui tangga. Namun, tangganya belum ditemukan," katanya.

Peda penelitian itu, tambahnya tim juga memperjelas tentang sistem pertanian kuno di Liangan dan di bagian atas di areal pertanian ditemukan yoni pipih kira-kira tebalnya 20 centimeter berbentuk bundar dengan diameter sekitar 1 meter." Yoni tersebut berada di struktur bolder. Seperti struktur pertanian sekarang berteras juga dan yoni berada di teras paling tinggi, yoni itu sangat unik dan hanya ada di Liangan," katanya.

Dikatakan di depan cerat yoni, terdapat saluran air. Artinya yoni itu berkaitan langsung dengan pertanian dan irigasi. Diperkirakan yoni itu merupakan jantung pertanian kuno, karena di situ paling tinggi, kemudian dilakukan upacara di yoni tersebut yang melambangkan kesuburan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Ratusan Wisatawan Wonosobo Banjiri Pantai Dewaruci

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:50 WIB

Pendaki Gunung untuk Perhatikan Prakiraan Cuaca BMKG

Senin, 15 Desember 2025 | 10:55 WIB

Purworejo Luncurkan Gerakan Sekolah Cerdas Bermedia

Jumat, 12 Desember 2025 | 15:10 WIB
X