TEMANGGUNG, KRJOGJA.com - Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Pemkab Temanggung sepakat untuk membangun monumen kemanusiaan di tempat jatuhnya helikopter Dauphin AS365N3+Reg HR 3602 di Gunung Butak, Desa Canggal, Kecamatan Candiroto. Desain awal monumen tersebut telah selesai dibuat, dan kini tinggal menyelesaikan perijinan dan pendanaan.
Kepala Basarnas Jateng Agus Haryono Rabu (19/7/2017) mengatakan monumen untuk mengenang delapan anggota Basarnas yang gugur saat menjalankan tugas kemanusiaan. Heli senilai Rp 120 miliar yang mereka tumpangi menabrak gunung Butak yang diduga akibat cuaca buruk, Minggu (2/7/2017) petang.
"Ada semacam kesepakat untuk membangun semacam prasasti atau monumen di gunung Butak, mengenang teman-teman yang kemarin gugur," katanya.
Dia mengatakan, perijinan tengah diurus dan setelah selesai baru segera dibangun. Lokasi pembangunan rencana akan mengambil di lahan perhutani. Sedang untuk menuju ke lokasi bisa lewat jalan pertanian yang selama ini ada.
Dia menyampaikan anggaran untuk pembangunan direncanakan berasal dari Basarnas, akan tetapi kebetulan dari pihak Pemkab Temanggung juga merespon positif. Pemkab Temanggung bahkan telah menyiapkan berbagai disain monumen kemanusiaan .
Besaran anggaran, terangnya, menyesuaikan dengan desain. Namun karena desain yang akan dipilih yang sederhana maka dimungkinkan dana juga tidak banyak, sebab yang terpenting adalah untuk mengenanng dan makna dari keberadaan monumen tersebut.
Bupati Mulyadi Bambang Sukarno mengatakan telah menyiapkan beberapa disain tapi sejauh ini belum final dan disepakati yang mana yang akan dibangun. Yang pasti, pembuatan monumen tersebut sangat penting yakni untuk mengenang dan menghormati orang-orang yang gugur dalam misi kemanusiaan. Prasasti sekaligus guna memelihara semangat Basarnas dan Tim SAR gabungan untuk terus mengabdi kepada misi kemanusiaan.
"Menjadi keharusan ada bentuk penghargaan, penghormatan kepada para pejuang kemanusiaan maka akan dibangunkan monumen," katanya.