TEMANGGUNG, KRJOGJA.com - Bupati Temanggung Mulyadi Bambang Sukarno menggugah warga di kabupaten tersebut untuk memelihara kelestarian alam dan memperbaiki ekosistem yang rusak sehingga dapat terjauh dari bencana. Sebab, berbagai bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini seperti banjir dan longsor, sedikit banyak akibat dari eksploitasi alam yang berlebihan oleh manusia.
"Mari hidupkan lagi kearifan lokal memelihara alam semesta," kata Bupati dalam apel bersama kebencanaan di halaman kantor Setda Temanggung, Rabu (26/04/2017).
Dia mengajak pada semua elemen untuk bergerak mengembalikan kelestarian alam dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dari tingkat kabupaten hingga desa dalam menghadapi ancaman bencana.
Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Temanggung Edy Sumiharto, menyikapi Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional dengan menerjunkan 100 personil dibantu relawan lain melakukan bersih-bersih Sungai Pacar. Hal itu merupakan langkah nyata untuk meminimalisir bencana banjir akibat tumpukan sampah.
"Bencana dari ulah manusia sendiri, maka kami mengajak masyarakat untuk selalu bersih diri maupun lingkungan sehingga terjauh dari bencana,"katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung Agus Sudaryono mengatakan memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, selain apel juga diadakan gerakan bersih-bersih sungai, simulasi mandiri di RSK Ngesti Waluyo Parakan.
Langkah tersebut sebagai upaya mengurangi risiko bencana, sebab saat ini Temanggung sudah mulai dikepung bencana. Setidaknya ada empat sungai rawan banjir yakni, Sungai Teguru Kecamatan Bejen, Brangkongan Parakan, Sungai Kuas, dan Sungai Pacar.
Di Temanggung,katanya bencana alam yang menonjol adalah tanah longsor karena wilayahnya berbukit-bukit dengan kemiringan tanah lebih dari 45 derajat. "Titik rawan ada di 14 kecamatan, antara lain Pringsurat, Kaloran, Kandangan, Jumo, Wonoboyo, Muncar, Gemawang, Tretep. Dari Januari sampai akhir Maret sudah ada 87 kejadian longsor," katanya. (Osy)