Krjogja.com - PURWOREJO - Desa Banyuasin Kembaran Kecamatan Loano dirintis menjadi desa agrowisata. Masyarakat dan pemerintah desa tersebut bertekad menjadikan Banyuasin Kembaran sebagai salah satu daerah penyangga kawasan Badan Otorita Borobudur (BOB).
Kepala Desa Banyuasin Kembaran Ahmad Abdul Azis mengatakan, usaha mewujudkan daerah penyangga itu dilakukan lantaran lebih dari 50 hektare kawasan otoritatif berada di desa itu. "Ada lebih dari 50 hektare lahan dan kami tidak ingin hanya sebagai penonton saja, tapi harus menjadi pemain," tuturnya kepada KRJOGJA.com, Jumat (25/08/2023).
Menurutnya, Banyuasin Kembaran memiliki dua potensi yang bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Potensi itu adalah komoditas buah manggis yang dibudidayakan dan kerajinan tangan produksi masyarakat.
Ribuan pohon manggis yang sebagian besar masuk usia produktif, tumbuh di Banyuasin Kembaran. Komoditas itu diperkirakan akan memasuki masa panen raya pada Bulan November hingga Desember 2023.
Selama ini, katanya, manggis hasil panen dijual kepada pengepul serta pedagang eceran. Manggis dari desa itu diperjualbelikan di pasar lokal, bahkan sebagian diekspor ke negara wilayah Asia, Amerika dan Eropa.
"Buah, kulit, hingga akar manggis adalah komoditas bernilai ekonomi cukup tinggi. Konsep kami ke depan, warga tidak hanya menjual dalam bentuk buah namun juga bisa menjual dalam bentuk olahan," terangnya.
Adapun untuk kerajinan, katanya, masyarakat mampu memanfaatkan tanaman mendong atau pandan untuk dibuat berbagai produk anyaman. Sedikitnya seratusan warga menggeluti usaha sebagai perajin anyaman mendong. Mereka membuat berbagai produk seperti keranjang, alas penanak nasi, dan hiasan dinding.
Baca Juga: Hakim Vonis Luis 6 Bulan Penjara, Walau Dinilai Tidak Masuk Akal Namun Kuasa Hukum Tak Akan Banding
Kendati demikian, warga baru berperan sebagai mitra pekerja saja, sedangkan produknya diambil pengepul untuk dijual ke berbagai kota di Indonesia. "Kalau bisa dikembangkan, tentunya bisa menjadi atraksi wisata yang menarik. Jadi selain bekerja menganyam, warga juga dapat nilai tambah lain dari pariwisata," tuturnya.
Sementara itu, Camat Loano Andang Nugerahatara mengemukakan, Banyuasin Kembaran merupakan pintu masuk menuju kawasan BOB. Ia juga menilai konsep agrowisata tepat untuk dikembangkan di wilayah ibu kota kecamatan tersebut.
"Saya sudah berkoordinasi dengan dinas penanaman modal, yang harus kita persiapkan sekarang adalah data manggis dan anyaman, berapa total populasi pohon manggis, hasil panen, bahan baku mendong, produksi anyaman, hingga pemasaran dua produk itu. Data dibutuhkan sebagai gambaran untuk membaca peluang serta akses pasar," terangnya.
Dijelaskan, pemerintah kecamatan siap untuk mencari akses, terutama terkait pengembangan inovasi serta pemasaran. "Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan kami siap menyambut serta mendukung rencana pengembangan wisata di Banyuasin Kembaran," tandasnya. (Jas)