Krjogja.com - PURWOREJO - Sederet nama seniman lokal Purworejo ambil bagian dalam event bertajuk 'Bulan Penuh' di kawasan Art Center Purworejo, Sabtu (16/12/2023) malam. Kegiatan yang bertujuan mengenalkan karya monumental seniman Purworejo ini diinisiasi berbagai komunitas dan difasilitasi Dinas Kepemudaan Pariwisata dan Olahraga (Dinporapar) Kabupaten Purworejo.
Ratusan penonton hadir menikmati dan memberikan apresiasi. Mereka yang datang tidak hanya dari Purworejo, melainkan juga dari sejumlah daerah, seperti Magelang dan Yogyakarta. Selain Kenal Karya, event ini juga dirangkai dengan diskusi seputar seni pertunjukan sebagai subsektor Ekonomi Kreatif (Ekraf).
"Event ini menjadi ruang ekspresi baru para seniman dan kreator seni pertunjukan baik tradisi maupun kontemporer. Mereka bebas memunculkan karya-karya terbaiknya, sekaligus mendorong pengembangan ekraf di Kabupaten Purworejo," ucap Bupati Purworejo, Hj Yuli Hastuti SH yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut.
Baca Juga: Hujan Kartu Merah di Bandung, PSIM Gabung Grup Maut di Sumatera
Bulan Penuh edisi perdana ini menampilkan karya dari empat orang seniman. Masing-masing seniman tari dan koreografer Wibi Supri Andoko dengan karya berjudul 'Sih Dosakala', seniman musik Dwi Suryanto dengan karya berjudul 'Harmoni untuk Negeri', seniman musik Gigih Tata Buana Surya dengan karya berjudul 'Love and Humanity', dan seniman teater Akhmad Syarofuddin yang menyuguhkan monolog 'Hasta Brata' karya Chandra Harjito.
"Diharapkan, seluruh seniman dan pecinta seni terus membangkitkan semangat dan proses kreatif, sehingga iklim berkesenian di Kabupaten Purworejo bisa lebih hidup. Mudah-mudahan seni budaya dapat tumbuh berkembang, sebagai penjaga ketahanan bangsa sekaligus menjadi salah satu penggerak roda ekonomi," kata Yuli Hastuti didampingi Kepala Dinporapar, Stephanus Aan Isa Nugroho.
Menurut Yuli, seni budaya merupakan sarana untuk membentuk jati diri dan karakter bangsa. Sebab, bangsa yang mempunyai karakter tidak akan mudah compang-camping dan terpecah belah. Ekonomi boleh melambat, politik boleh jatuh-bangun, tetapi jati diri dan karakter bangsa yang tercermin dalam budaya tidak boleh luntur.
Baca Juga: Jumlah Penumpang Pesawat di YAI Diprediksi Meningkat 9,32 %
"Purworejo memiliki multi budaya, etnis dan agama, pada hakikatnya semua adalah potensi dan modal dasar dalam membangun Kabupaten Purworejo. Kegiatan ini menjadi bukti sinergitas semua pihak, baik pemerintah, para pelaku, pemerhati dan segenap insan seni dan budaya maupun masyarakat luas," ujarnya.
Salah satu inisiator sekaligus show director Bulan Penuh, Achmad Fajar Chalik mengungkapkan, seni pertunjukan di Kabupaten Purworejo, baik seni tradisi maupun kontemporer yang selama ini dikreasikan, dikembangkan, dan dipromosikan telah mendapatkan apresiasi dari masyarakat luas.
Tidak sedikit pelaku seni telah memiliki jangkauan di kancah nasional bahkan internasional dan membawa nama baik Purworejo. Kondisi itu memantik kepedulian berbagai komunitas lintas disiplin seni untuk turut menjaga keberlanjutannya melalui sebuah event terprogram.
Bulan Penuh merupakan ruang ekspresi sekaligus laboratorium penciptaan karya seni pertunjukan yang digelar di kawasan Art Center Purworejo. "Selain itu, ajang ini dapat menjadi ruang presentasi dan diskusi antar seniman lintas disiplin ilmu untuk saling berbagi dan saling menguatkan sehingga diharapkan melalui ruang ini akan muncul karya-karya terbaik dan monumental putra-putri Purworejo," ungkapnya.
Ditambahkan, seni pertunjukan merupakan salah satu subsektor Ekraf dari sejumlah sektor yang telah diprioritaskan Pemkab Purworejo. Beragam pertunjukan yang secara bergantian tampil dalam Bulan Penuh diharapkan mampu menjadi motor penggerak Ekraf.
"Tentu tidak hanya dibatasi seni tari, musik, atau teater, ke depan bisa juga teman-teman lain seperti fashion, perfilman, dan penulisan ditampilkan, karena itu juga bagian dari Ekraf," imbuhnya.