Keluarga Kura-Kura Hidup Nomaden Keliling Nusantara

Photo Author
- Senin, 11 Maret 2024 | 18:35 WIB
Mobil Keluarga Kura-kura saat selip di halaman Padepokan Hardo Pusoro, Desa Kemanukan, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo.   (Hendro Utomo)
Mobil Keluarga Kura-kura saat selip di halaman Padepokan Hardo Pusoro, Desa Kemanukan, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo. (Hendro Utomo)


Krjogja.com.PURWOREJO- Gerimis tipis membasahi rumput yang tumbuh di area parkir halaman Padepokan Hardo Pusoro di Desa Kemanukan, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Sabtu (9/3/2024) sore. Karavan atau mobil rumah yang diberi nama Kura-kura milik Nusa Wibawa Putra Arjuna (43) datang menemui salah satu kolega yang kebetulan tengah mengikuti kegiatan di padepokan setempat.

Begitu masuk area kompleks padepokan, mobil rumah seberat 3,6 ton yang sudah banyak berseliweran di laman media sosial itu pun mencoba parkir di area sisi selatan padepokan, di antara pohon kelapa dan beberapa mobil yang sudah terparkir sebelumnya.

Begitu berhenti, karavan itu memang terlihat terparkir tidak sempurna, dua roda depan ada di atas area parkir yang sudah terpasang paving, sementara dua roda belakang berada di tanah yang ditumbuhi rumput berbaju air hujan yang licin.

Keluarga Kura-kura pun turun, Nusa mengenakan setelan jaket warna merah kombinasi hitam, sarung dan rambut panjang yang sengaja dibiarkan terurai, istri dan tiga dari lima anaknya juga ikut turun, bertemu kolega, menikmati hidangan kopi dan jamuan ala kadarnya di serampi tempat rehat.

Hingga jarum jam menunjukkan pukul 17.30 WIB, keluarga Kura-kura pun berpamitan. Namun tidak disangka, insiden kecil yang sempat teraba sebelumnya itu pun terjadi, dua roda belakang mobil beratap serupa kapal itu selip, saat pedal gas semakin dalam diinjak, roda semakin terbenam di tanah. Sejumlah warga Hardo Pusoro pun akhirnya ikut turun membantu.

Sejurus kemudian, sebelum adzan Maghrib berkumandang. Nusa melepas jaket dan sarung, tali dadung yang biasa untuk tangga naik ke atap mobil dilepas kemudian diikatkan ke roda untuk menambah daya cengkramnya, namun lagi-lagi upaya itu gagal. Mobil sama sekali tak bergeming!

"Istirahat dulu, rumputnya basah jadi bannya selip, kalau hujan biasanya memang begini," ucap Nusa masih dengan sikap yang tenang.

Gerimis semakin rapat, lengkap lima anak Nusa turun berikut payungnya, hanya anjing kecil yang dibeli di Jogja yang tertinggal di bordas belakang, dekat kamar mandi. Istri Nusa juga terlihat turun menyalakan dupa.

Informasi yang berhasil didapat, Keluarga Kura Kura memang kerap menjauh ketika ada incaran media, mereka tidak biasa formal dan ditodong kamera. Kendati demikian, Kedaulatan Rakyat tetap mencoba dan berhasil ngobrol penuh kehangatan dengan Keluarga Kura-Kura yang sudah melegenda ini.

Sembari menunggu bantuan dari komunitas Offroad Purworejo, percakapan hangat nan sublim itu pun mengalir, "Jika saya ditanya suka duka hidup nomaden, saya memang sudah memilih perjalanan hidup ini (nomaden,red) untuk menyelamatkan hidup, jadi nyaris tidak ada dukanya, ban selip seperti ini bukan duka bagi saya, mungkin saya memang harus berdiam lebih lama disini," ujar Nusa yang mulai melakukan perjalanan mengelilingi nusantara menggunakan karavan sejak tahun 2018 ini.

Nusa menjelaskan, perjalanan yang dilakoninya boleh dikatakan tanpa tujuan, karena menurutnya jalan dengan tujuan justru akan menemukan istilah tersesat. "Kalau tidak ada tujuan kan ga akan tersesat," selorohnya.

Ditambahkan, perjalanan yang diarungi juga tidak ada batas waktu atau terburu-buru, semua dinikmati bersama keluarga. "Indonesia itu indah semua, jadi jalan sebentar ketemu tempat indah, dekat-dekat saja ketemu tempat Indah."imbuhnya.

Nusa menuturkan, apa yang mendasari keinginan untuk hidup nomaden berangkat dari dilema, saat masih muda dan belum berkeluarga, Nusa punya dilema ingin punya rumah di pantai sekaligus di gunung.

"Nah dengan karavan, saya bisa punya semuanya, punya rumah di pantai juga di gunung. Rumah saya kecil tapi halamannya luas, tetangga saya tidak hanya itu-itu saja, di banyak tempat semua menjadi saudara dan keluarga," ungkap lelaki kelahiran 28 April 1981 ini.

Disinggung soal awal perjalanan, Nusa menerangkan, berkeliling ke sejumlah daerah di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2018. Dalam perjalanan itu, ia juga memboyong istri dan lima buah hatinya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Ratusan Wisatawan Wonosobo Banjiri Pantai Dewaruci

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:50 WIB

Pendaki Gunung untuk Perhatikan Prakiraan Cuaca BMKG

Senin, 15 Desember 2025 | 10:55 WIB

Purworejo Luncurkan Gerakan Sekolah Cerdas Bermedia

Jumat, 12 Desember 2025 | 15:10 WIB
X