Tradisi Srobong Gobang, Ngalap Berkah Berebut Gunungan di Makam Kiai Tlilir

Photo Author
- Jumat, 14 Februari 2025 | 17:30 WIB
Warga berebut gunungan. (Foto: Zaini A)
Warga berebut gunungan. (Foto: Zaini A)

KRjogja.com - TEMANGGUNG - Tidak berhitung menit, tiga gunungan yang tersusun dari hasil panen pertanian ludes berpindah tangan pada puncak tradisi jamasan Srobong Gobang, di Desa Tlilir Kecamatan Tlogomulyo Temanggung, Jumat (14/2/2025).

Warga berebut sebab percaya hasil panen yang telah didoakan tersebut berkhasiat dan mendatangkan berkah jika dimanfaatkan untuk kebaikan. Sebelumnya, tiga gunungan itu di doakan untuk keselamatan.

Jumat pagi, warga yang sebagian besar petani menggelar tradisi jamasan Srobong Gobang. Rangkaian tradisi turun temurun dari nenek moyang itu adalah kirab peralatan perajang tembakau berupa gobang keliling desa, dengan menyusuri jalan-jalan di desa.

Jamasan atau pencucian dilakukan di pertigaan Tlilir yang berada di depan kantor Desa Tlilir. Pencucian dengan air kembang diawali oleh kepala Desa dan diikuti perangkat dan kepala dusun.

Baca Juga: Prabowo Siap Perang Lawan Koruptor

Kades Tlilir Faturokhman menerangkan jamasan bertujuan agar peralatan yang digunakan dapat berfungsi dengan baik dan tidak menimbulkan malapetaka bagi petani yang menggunakannya dan nantinya dapat menghasilkan panen yang melimpah.

"Kami petani tembakau, dengan jamasan ini berharap gobang dapat bermanfaat dengan baik. Hasil tembakau yang dirajang berkualitas dan mempu meningkatkan kesejahteraan," kata dia.

Dia mengatakan Srobyong Gobang sebagai wujud doa, pengharapan dan kepasrahan pada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai manusia tidak berdaya, sehingga semua dipasrahkan pada yang Maha Kuasa.

Rangkaian ritual itu, diantaranya pentas kesenian dan berdoa di makam Kiai Tlilir yang ada di tepi pemukiman. Warga antusias mengikuti doa tersebut, yang sekaligus mendoakan leluhur dan mereka yang telah meninggal. Di makam tersebut selanjutnya makan bersama termasuk gunungan dan tumpang yang dibawa.

Warga Desa Tlilir Iksanudin mengatakan warga berhapa dengan ritual warga mendapatkan keberkahan, khususnya hasil panen tembakau yang melimpah. Pada musim tahun lalu harga tembakau kendali kualitas bagus tetapi harga dinilai rendah.

Baca Juga: Cegah Permainan, Diskopumdag Sukoharjo Awasi Harga Elpiji 3 Kilogram

"Harapan harga tembakau tahun ini lebih bagus dan menyejahterakan petani,"kata dia.

Dia mengatakan tradisi Sobyong Gobang akan terus dilestarikan warga Desa Tlilir dan diturunkan pada anak cucu kerena banyak muatan kearifan lokal yang terkandung, seperti kerukunan, syukur pada Tuhan dan cinta lingkungan. (Osy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Ratusan Wisatawan Wonosobo Banjiri Pantai Dewaruci

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:50 WIB

Pendaki Gunung untuk Perhatikan Prakiraan Cuaca BMKG

Senin, 15 Desember 2025 | 10:55 WIB

Purworejo Luncurkan Gerakan Sekolah Cerdas Bermedia

Jumat, 12 Desember 2025 | 15:10 WIB
X