Krjogja.com - PURWOREJO - Sebanyak 40 siswa SMA N 10 Purworejo lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) Tahun 2025. Mereka diterima di sejumlah perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia. Hal itu menjadi kembanggaan sendiri bagi siswa dan SMA N 10 Purworejo.
Perguruan tinggi negeri yang menjadi tambatan para siswa SMA N 10 Purworejo diantaranya Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Baca Juga: Bertepatan Momentum HUT ke-74 PBSI, Pengda PBSI DIY Tempati Kantor Sekretariat Baru
Sejumlah siswa juga diterima di Politeknik Negeri Semarang (POLINES), Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Negeri Lampung (UNILA), serta Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Universitas Brawijaya.
"Kami sangat bersyukur atas pencapaian luar biasa anak-anak kami. Ini adalah hasil kerja keras mereka selama tiga tahun terakhir, dibimbing guru-guru berdedikasi. Tentu ini akan membawa nama baik almamater," ucap Kepala Sekolah SMAN 10 Purworejo, Nur Hidayat, Senin (5/5/2025).
Menurutnya, bagi SMA N 10 Purworejo keberhasilan para siswa ini cukup membanggakan, sebab ada kenaikan 100 % dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2024, siswa yang berhasil lolos SNBP hanya 20 orang, Namun tahun ini sebanyak 40 orang. "Alhamdulillah ada kenaikan 100 persen dari tahun kemarin," ujarnya.
Baca Juga: Pemerintah Luncurkan Dana Indonesiana 2025
Satu nama dari 40 siswa yang berhasil meneruskan sekolah ke perguruan tinggi negeri yakni Nesha Kharisma Putri. Kisah remaja dari Desa Kalijering, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo ini cukup mencuri perhatian.
Anak kedua dari tiga bersaudara kelahiran 28 Maret 2007 ini memiliki prestasi gemilang di bidang olahraga volly. Segudang prestasi memang sudah ditorehkannya sejak duduk dibangku sekolah dasar (SD). Ruangan di rumahnya bahkan penuh dengan piala dan sertifikat kejuaraan volly.
Nesha sapaan akrab Nesha Kharisma Putri lahir dari keluarga sederhana, kedua orang tuanya berprofesi sebagai pendidik. Ayahnya (Yatirun) guru SD dan ibunya (Dartini) seorang guru TK. Selain sekolah dan berlatih volly, Nesha juga tak canggung merumput dan membantu orang tuanya di sawah atau ladang.
“Sudah biasa di desa, pulang sekolah kalau tidak ada latihan voli, ya bantu bapak merumput atau memetik kopi di ladang. Hanya bantu-bantu sebisanya untuk meringankan pekerjaan orang tua saja,” ujar Nesha.
Disinggung soal Volly, kecintaannya dengan voli dimulai saat melihat sang ayah melihat latihan voli di SD tempat ayahnya mengajar. Awalnya hanya mencoba servis, dan sejak saat itu ia tidak pernah melepaskan bola voli dari kehidupannya.
Betul, saat duduk di bangku SD, ia berhasil membawa tim sekolahnya meraih juara pertama dalam turnamen antar-SD se-Kecamatan Pituruh tiga kali berturut-turut, di bangku SMP juga sama, hingga Nesha semakin dikenal dengan prestasinya di dunia bola voli.
Begitu masuk SMA N 10, ia dipercaya menjadi kapten tim voli sekolah dan berhasil meraih juara dalam berbagai kompetisi hingga tingkat provinsi. Ia juga masuk dalam tim voli Kabupaten Purworejo.