Krjogja.com - MAGELANG - Gunung Merapi berdasar pengamatan dari dini hari hingga Rabu pagi terjadi 32 kali gempa guguran. Badan Geologi masih mempertahankan pada status Siaga level III
Laporan dari petugas pengamat Gunung Merapi, Alzwar Nurmanaji, A.Md, gunung Merapi juga terjadi 27 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dan S-P tidak teramati.
Baca Juga: Merasa Tersakiti, Kemana Donnarumma bakal Pergi?
Gunung api secara visual terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-I. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 25 meter dari puncak.
Cuaca di Gunung Merapi terpantau berawan hingga mendung, angin tenang ke arah timur.
Petugas juga mencatat 2 kali guguran lava ke arah Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 2000 meter.
Baca Juga: Pemerintah Perkuat Ekosistem Lagu Anak Indonesia
Secara klimatologi Cuaca berawan hingga mendung, angin tenang ke arah timur. Suhu udara sekitar 17.9-19.4°C. Kelembaban 99.4%. Tekanan udara 873.8-917.8 mmHg. Intensitas curah hujan 5 mm per hari.
Badan Geologi menyampaikan adanya potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
Pada masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. Sementara jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. (Osy)