KRjogja.com - MAGELANG - Gunung Merapi ada level III atau Siaga hingga Senin (3/11/2025) pagi. Belum ada kenaikan maupun penurunan status gunung yang berada perbatasan Jawa tengah dan DI Yogyakarta ini.
Pengamatan yang dikeluarkan Badan Geologi ESDM, dari Senin 03 November 2025, periode 00:00-06:00 WIB untuk 2 kali gempa Awan Panas Guguran dengan amplitudo 68-73 mm dan lama gempa 106.1-1737 detik.
Terjadi 34 kali gempa Guguran dengan amplitudo 2-25 mm dan lama gempa 39.89-181.03 detik. Sementara, 1 kali gempa Low Frequency dengan amplitudo 4 mm, dan lama gempa 21.82 detik.
19 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 2-21 mm, S-P 0.5-0.6 detik dan lama gempa 11.45-48.97 detik. 1 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 2 mm, dan lama gempa 17.12 detik. 1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 4 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 15423 detik.
Sementara itu, Pengamatan Kegempaan dari Minggu 02 November 2025, periode 00:00-24:00 WIB tercatat Gunung Merapi mengalami 7 kali gempa Awan Panas Guguran dengan amplitudo 12-68 mm dan lama gempa 111.01-279.5 detik.
Gempa Guguran terjadi 143 kali dengan amplitudo 1-26 mm dan lama gempa 30.83-194.47 detik dan 70 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 1-30 mm, S-P 0.2-0.9 detik dan lama gempa 8.45-67.08 detik.
Sementara itu terjadi 1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 59 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 84.09 detik.
Hasi pengamatan terjadi 1 kali awan panas guguran ke arah Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 1200 meter. Selain itu, ada 13 kali guguran lava ke arah Kali Sat/Putih dengan jarak luncur maksimum 1800 meter.
Gunung api sendiri terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang tinggi sekitar 25-50 meter dari puncak. Cuaca berawan hingga mendung, angin tenang ke arah timur dan barat.
Rekomendasi yang dikeluarkan Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
