TEMANGGUNG (KRjogja.com) - Petani kopi di Kabupaten Temanggung Sumingrah sambut membaiknya harga komoditas kopi seiring peningkatan kualitas di akhir masa panen. Mereka berharap harga terus merangkak naik yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan.
Seorang petani kopi, warga Dusun Krajan, Desa Jambon, Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung, Hamam Nasirudin (21) mengatakan wilayah Kecamatan Gemawang merupakan salah satu kecamatan penghasil kopi jenis robusta terbesar selain Bejen dan Candiroto. Kopi tersebut dijual ke luar daerah hingga diekspor, meski masih menggunakan nama daerah tempat pemberangkatan. Bahkan ada yang diekspor seperti ke Singapura, Jepang dan Korea.
Para petani, katanya rata-rata pada musim panen ini terdapat peningkatan penjualan dengan harga yang bagus. " Petani menerapkan cara dengan menahan kopi jika harga rendah. Kopi dijual bila harga sesuai," katanya.
Disampaikan kenaikan hasil panen tahun ini dibanding musim-musim panen tahun lalu meningkat sekitar 15 persen. Sementara harga panen juga naik. Pada awal masa panen sekitar Juli lalu, untuk kopi basah harganya Rp 4.000 per kilogram dan kini telah tembus Rp 6.000 per kilogram.
" Harga kopi beras naik dari Rp 20.000 per kilogram menjadi Rp 23.500 per kilogram,†kata Hamam.
Petani lainnya, Umar (62) mengatakan produktivitas kopi di lahannya sedikit ada penurunan karena faktor cuaca yang kurang mendukung, meski begitu untuk harga sangat bagus.
Dikemukakan banyak bunga yang rontok sebelum menjadi buah karena lantaran kekuranan siraman air sebagai akibat molornya musim kemarau tahun lalu. Tanaman kopi perlu mendapat panas dan air yang cukup supaya menghasilkan panen bagus.