kedu

Keluarga Kura-Kura Hidup Nomaden Keliling Nusantara

Senin, 11 Maret 2024 | 18:35 WIB
Mobil Keluarga Kura-kura saat selip di halaman Padepokan Hardo Pusoro, Desa Kemanukan, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo. (Hendro Utomo)

"Mobil ini beratnya 3,6 ton, ada tiga kamar di bawah dan satu di atas, ruang tamu juga bisa ditata menjadi tempat tidur, kalau kerangka sebetulnya ringan dari fiber, yang berat itu accu-nya,, kalau ada yang bikin berat lainnya yakni air di kamar mandi," ucapnya.

Dilihat dari dekat, mobil Isuzu Elf 2012 dengan tenaga mesin 2800cc ini memang sudah berubah total, jauh berbeda dengan bentuk aslinya. Pada sisi kanan dan kiri terdapat pintu dan jendela modifikasi.

Pada sisi atas dan dalam terdapat balutan fiber bahan dasar kapal, bagian dalam ada campuran pelat besi, khususnya pada siku belakang kanan dan kiri. Mobil ini juga dilengkapi dengan toilet kering berukuran 0,5 meter persegi.

"Kalau jalan 90 km/jam bisa, tetapi rata-rata 60 km/jam, naik gunung berani, saya pernah ke bromo, saya suka gunung dan pantau dan kurang suka kota, tadi saja kesini juga lewat menoreh, turun lewat Kaligesing," ucap pemilik mobil dengan nomor polisi DK 7777 SG ini.

Nusa menjelaskan, butuh waktu lumayan lama untuk merombak mobil tersebut, ia juga sudah menghabiskan uang ratusan juta rupiah untuk mendapatkan mobil rumah yang nyaman itu. Ia gunakan plywood, fiber dan plat sehingga lebih ringan namun tidak goyang saat melaju di jalan.

"Mobil ini aslinya kan bisa untuk 14 penumpang, saya ubah sedemikian rupa dengan total biaya sekitar Rp 500 juta, mungkin lebih, bagian belakang saya perpanjang 50 cm, naik 80 cm, kalau lebar masih tetap. Motif kapal di atas itu hanya untuk mengingatkan saya sebagai anak pulau, dari kecil saya hidup di Nusa Lembongan, Bali," jelas ayah dari Laksmi, Saraswati, Gendis, Ana Purna, dan Tohlangkir itu.

Nusa menuturkan, ia mulai melakukan perjalanan tepat saat anak ke limanya (Tohlangkir) lahir, dan kini sudah berumur tujuh tahun. Ditemani istri setianya Binti Wibawa. Menjawab semua tertantang dan berhasil merayu semua buah hati untuk ikut menjelajahi Indonesia secara nomaden. "Dulu mobil juga pakai tenda-tenda, tapi repot akhirnya saya desain permanen, kami murni mengalir saja, setelah semua pulau dan wilayah di Indonesia, saya juga bermimpi bisa keliling dunia bersama istri dan anak-anak menikmati semua keindahan alam," ucapnya.

Hampir semua wilayah Jawa-Bali sudah pernah ia singgahi, pulau Kalimantan, Lombok, dan Sumatra juga sudah pernah dinikmati. Keluarga Kura-kura mengaku ketagihan, ingin kembali ke daerah yang pernah didatanginya.

"Kami nyaman dan aman hidup secara nomaden. Selama ini bertemu dengan masyarakat baik-baik saja, tidak ada masalah, palingan masalah ban kempes, bumper depan hancur, justru kadang mendapat apresiasi dari masyarakat di sejumlah daerah yang dihampiri," ungkapnya.

Bagaimana dengan pendidikan anak-anaknya, Nusa mengaku, anak-anaknya tetap belajar melalui internet dengan bimbingan orang tua. "Kelima anak saya tidak ada yang sekolah formal, semua belajar secara otodidak, belajar daring dengan smartphone dengan panduan kami, semua kami didik di alam, paling penting ilmu bertahan hidup, berenang saya ajari sendiri, bahasa inggris mereka semua bisa kecuali yang paling kecil masih belajar," ucapnya.

Menurutnya, keluarganya haru bisa mendapat pengalaman dan pendidikan bagaimana menikmati hidup dari alam. "Sehari-hari ya hanya menikmati hidup, tidak ada jadwal khusus atau rutin, natural saja, Rp 50 ribu itu sudah cukup untuk jalan, BBM dan makan, tidak perlu jauh -jauh jalannya, makannya juga masak sendiri di karavan," tandasnya. (*-5)

 

Halaman:

Tags

Terkini

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Ratusan Wisatawan Wonosobo Banjiri Pantai Dewaruci

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:50 WIB

Pendaki Gunung untuk Perhatikan Prakiraan Cuaca BMKG

Senin, 15 Desember 2025 | 10:55 WIB

Purworejo Luncurkan Gerakan Sekolah Cerdas Bermedia

Jumat, 12 Desember 2025 | 15:10 WIB