kedu

Peringati Tahun Baru Hijriyah Din Ajak Hijrah dari Budaya Bobrok ke Mabruk

Selasa, 1 Juli 2025 | 09:00 WIB
Suasana pengajian dengan Jemaah memenuhi lapangan Sepakbola Desa Deles ( ISTIMEWA)


KRJOGJA.com - Wonosobo - Umat Islam dan Bangsa Indonesia diajak berhijrah dari budaya bobrok kepada budaya mabruk. Budaya bobrok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ditandai perilaku bobrok. Seperti merajalelanya korupsi, kolusi, kebohongan, ketidakadilan, kekerasan dan yang lain yang menciptakan malapetaka nasional harus segera diatasi.

“Kalau tidak, maka Indonesia, seperti pernah disinyalir Jenderal Purn Prabowo Subianto, Indonesia dapat menjadi negara gagal,” tandas mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin dalam Peringatan Tahun Haru Hijriyah 1447 di Lapangan Sepabola Dusun Deles Desa Lumajang Kecamatan Watulamang, Minggu (29/6). Peringatan Tahun Baru Hijriyah diadakan oleh Panitia Hari Besar Islam Dusun Deles diikuti sekitar 4.000 jamaah termasuk Kepala Dinas PUPR Wonosobo mewakili Bupati Wonosobo, ulama dan tokoh Ormas Islam seperti Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Dewan Masjid Indonesia, Aisyiyah, dan Muslimat NU.

Karena itu, menurut Din, umat Islam harus bangkit memprakarsai perbaikan dan perubahan. “Umat Islam tidak boleh diam dan berpangku tangan terhadap kemungkaran-kemungkaran yang terjadi,” tambah mantan Ketum MUI tersebut.

Baca Juga: Asmat Pro adakan Jogja Model Academy Bootcamp Batch 3

Tahun baru hijrah disebut Din harus dijadikan sebagai momentum menggerakkan Hijrah Rohaniah dari kebobrokan menuju kemabrukan. “Bukan sekedar Revolusi Mental yang akhirnya mental,” tambahnya. Namun Umat Islam dan Bangsa Indonesia harus meninggalkan semua perilaku bobrok untuk diganti dengan perilaku mabruk seperti berlaku jujur dan adil, kerja keras, kerja sama, tidak serakah apalagi menumpuk kekayaan secara tidak sah.

Budaya Mabruk adalah budaya menghimpun dan mendayagunakan kebaikan-kebaikan yang ada di sekitar kita, yang kemudian kita akan memperoleh kebaikan dari Allah SWT. Kemabrukan merupakan pertemuan antara dua kebaikan yaitu kebaikan berupa anugerah Allah SWT atas Bangsa Indonesia dan kebaikan yang ditambahkan Allah SWT karena bangsa ini menjalankan nilai-nilai dan ajaran-Nya.

Itu semua disebut Din meniscayakan adanya persatuan dan kebersamaan di antara kita. Maka menurut Din Syamsuddin yang juga pernah menjadi Ketua Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama/IPNU di Sumbawa, kebersamaan dan kerja sama antara NU dan Muhammadiyah, khususnya mutlak perlu.

Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan Inklusif, Tim Peneliti UNY Dampingi Pesantren Susun Kurikulum untuk Santri Tunarungu

“Jauhkan silang sengketa apalagi mengenai masalah furuiyah (masalah cabang-cabang dalam agama),” ujar Din yang mengungkap kebanggaan dan rasa haru karena memasuki Desa Deles disambut Kokam dan Banser.“Ini perlu menjadi contoh bagi umat Islam di daerah-daerah lain," pesan Din Syamsuddin. (Fsy)

 

Tags

Terkini

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Ratusan Wisatawan Wonosobo Banjiri Pantai Dewaruci

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:50 WIB

Pendaki Gunung untuk Perhatikan Prakiraan Cuaca BMKG

Senin, 15 Desember 2025 | 10:55 WIB

Purworejo Luncurkan Gerakan Sekolah Cerdas Bermedia

Jumat, 12 Desember 2025 | 15:10 WIB