Krjogja.com - PURWOREJO – Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah menggelar latihan bersama simulasi keadaan darurat kebocoran pipa BBM akibat gempa bumi di bawah Jembatan Kali Jali Desa Bandung Kidul dan kawasan Alun-alun Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Rabu (10/12).
Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Pertamina dalam memastikan keselamatan masyarakat serta keandalan operasi distribusi energi nasional.
Baca Juga: Fapet UGM Dorong Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Ekonomi Sirkular
Dalam skenario latihan, gempa bumi digambarkan menyebabkan pipa BBM Pertamina mengalami kerusakan hingga memicu kebocoran dan kebakaran. Dampaknya, jalur strategis nasional dan rel kereta api sempat dinyatakan lumpuh, ratusan rumah warga rusak, serta ribuan warga harus dievakuasi.
Seluruh situasi tersebut disimulasikan untuk menguji kecepatan respons, ketepatan pengambilan keputusan, serta kekuatan koordinasi lintas sektor.
Manager Supply dan Distribusi Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Priyo Djatmiko, mengatakan Pertamina memiliki berbagai fasilitas distribusi energi yang tergolong sebagai objek vital dan harus dikelola dengan standar kesiapsiagaan tinggi.
“Kami menyadari, apabila terjadi kegagalan teknologi seperti kebocoran pipa BBM, dampaknya bisa meluas ke masyarakat. Karena itu, simulasi tanggap darurat ini penting untuk memastikan seluruh unsur siap, terutama bila kebocoran dipicu gempa bumi,” ujarnya.
Priyo menjelaskan pipa distribusi BBM Pertamina membawa bahan bakar bertekanan dari Cilacap dan melintasi sejumlah kawasan permukiman. Kebocoran yang terpapar sumber panas berpotensi memicu kebakaran besar. "Penanggulangannya sangat kompleks, sehingga membutuhkan koordinasi cepat dengan terminal terdekat, seperti Terminal Lomanis dan Terminal Rewulu, serta dukungan BPBD dan unsur pengamanan lainnya,” tuturnya.
Ia juga mengungkapkan kejadian kebocoran pipa pernah terjadi di Petronas, Malaysia, pada 2024, saat pipa mengalami tekanan berlebih (over pressure) sebesar 12 hingga 18 kilogram force. Sementara itu, tekanan pipa di Terminal Rewulu hanya mencapai sekitar 2 kilogram force.n“Walaupun tekanannya tidak setinggi di Petronas, kami tetap melakukan langkah-langkah antisipasi dan latihan,” imbuh Priyo.
Dalam latihan ini, Pertamina menurunkan berbagai peralatan khusus penanganan kebocoran, mulai dari fire truck, oil boom, skimmer, hingga vacuum truck. Tim Tanggap Bencana Khusus (TBKD) diterjunkan untuk melakukan isolasi area, pendinginan pipa, penyedotan tumpahan BBM, hingga inspeksi teknis guna memastikan risiko lanjutan dapat ditekan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jawa Tengah, Wahyudi Fajar, menilai keterlibatan aktif Pertamina dalam simulasi ini sangat strategis. Menurutnya, jalur pipa BBM di Jawa Tengah memiliki potensi risiko tinggi apabila terdampak gempa. “Latihan bersama ini menjadi sarana penting untuk menguji sistem komando, alur komunikasi, serta kesiapan teknis di lapangan,” katanya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Purworejo menyambut baik pelaksanaan simulasi tersebut. Kepala Pelaksana BPBD Purworejo, Wasit Diono, menyebut kegiatan ini memberikan edukasi sekaligus rasa aman bagi masyarakat. “Dengan latihan ini, masyarakat mengetahui bahwa terdapat sistem dan prosedur yang siap dijalankan apabila terjadi kondisi darurat,” tandasnya.
Melalui latihan Command Post Exercise (CPX) dan Field Test Exercise (FTX) ini, Pertamina Patra Niaga menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan standar keselamatan operasi dan perlindungan lingkungan. Sinergi dengan pemerintah daerah, aparat keamanan, tenaga medis, serta masyarakat diharapkan mampu membangun kesiapsiagaan kolektif demi menjaga keselamatan publik dan keberlanjutan pasokan energi. (Ira)