Saling Kira Sudah Meninggal, Dua Veteran Kemerdekaan CPM Bertemu

Photo Author
- Rabu, 18 Agustus 2021 | 14:10 WIB
Veteran CPM Sanjoto (kanan) serahkan tumpeng kepada Kapten CPM Andri P disaksikan Dandenpom IV/5 Semarang, Veteran CPM R Soemardi dan Anne Avantie. (Foto: Chandra AN)
Veteran CPM Sanjoto (kanan) serahkan tumpeng kepada Kapten CPM Andri P disaksikan Dandenpom IV/5 Semarang, Veteran CPM R Soemardi dan Anne Avantie. (Foto: Chandra AN)

SUASANA haru menyelimuti dua Veteran Pejuang Kemerdekaa RI (PKRI), Kapten CPM Purn Sanjoto dan Letda CPM R Soemardi saat mereka dipertemukan secara diam-diam oleh Dandenpom IV/5 Semarang, Letkol CPM Okto Femula SH MSi MHan tepat di Peringatan Hari Kemerdekaan RI Ke-76, Selasa (17/8/2021) di TMP Giri Tunggal Semarang.

Okto Femula memang sengaja memberi kejutan bagi kedua veteran yang merupakan cikal bakal Polisi Militer di era pembentukan Corps Polisi Militer. "Keduanya direkrut menjadi Badan Keamanan Rakyat (BKR) semasa perang kemerdekaan sebelum TNI lahir. Dari BKR mereka ditempatkan sebagai Polisi Tentara yang kemudian berganti menjadi Polisi Militer. Mungkin yang masih hidup se-Indonesia tidak lebih dari sepuluh orang, karena rata-rata usianya di atas 90 tahun. Pak Sanjoto sudah 91 tahun usianya, sedangkan Pak R Soemardi kini sudah 95 tahun," ungkap Letkol CPM Okto Femula.

Kedua Veteran PKRI ini dijemput dalam waktu bersamaan dengan mobil yang berbeda dan dikawal motor besar. Kemudian mereka bertemu di TMP Giri Tunggal untuk menziarahi makam kawan-kawan seperjuangan yang sudah 'mendahului' menghadap Sang Khaliq. Mereka yang diziarahi antara lain para mantan komandannya, Kol CPM Moelyono dan Kol CPM Winarno, serta teman satu angkatan Letkol CPM Untung Soewardi. Makam lain yang diziarahi dr Karyadi dan Mgr Soegijapranata.

Dalam pertemuan awal sejak tak lagi bertemu sekitar tahun 1964, ternyata keduanya saling mengira sudah pada meninggal. "Saat bertemu kami sudah tidak saling mengenali. Maklum wajahnya sudah berubah, namun saat saling tanya siapa komandannya dan dijawab tepat, maka kami yakin. Saya mengira Pak Soemardi sudah meninggal lama. Demikian juga dikira saya pun juga sudah meninggal oleh Pak Soemardi. Saya benar-benar terharu dan bahagia, Dandenpom Semarang bisa mempertemukan dalam suasana yang sangat tidak saya duga," ungkap Sanjoto yang selama perjuangan kemerdekaan menjadi pengaman dan pengawal rute gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman di tahun 1948 di wilayah Timur Surakarta, tepatnya bermarkas di Matesih sekitar Gunung Lawu Karanganyar.

R Soemardi sendiri mengaku selama menjadi Polisi Tentara tergabung dalam Kompi 26 Polisi Militer bermarkas di Yogyakarta. Saat Serangan Oemoem 1 Maret 1949, dirinya ditempatkan di Sektor Barat. Dirinya terlibat dalam peledakan Jembatan mBedog Gamping Sleman dan penghancuran Pos Belanda di sekitar jembatan. Misi lain saat itu untuk menyekat tentara Belanda juga dilakukan pemutusan jalur Wates dengan meledakkan dinamit. Misi-misi yang banyak dilakukan adalah penghancuran.

"Sebelum Serangan Oemoem di Jogja, saya ditugaskan sebagai pengawal pribadi Mayjen Moestopo, pimpinan perang di Jawa Timur. Setelah Serangan Oemoem saya bertugas di beberapa Sub Denpom dan terakhir di Pomdam VII Diponegoro sebagai Bintara Perhubunga. (Sandi Morse) dan pensiun Letnan Dua pada tahun 1977," ungkap R Soemardi. Tugas yang paling mendebarkan menurut Soemardi ketika mengamankan Bung Karno saat dilantik sebagai Presiden RIS di Sitihinggil Kraton Yogyakarta.

Pertemuan kedua veteran ini dilanjut dengan tasyakuran di D'Kambodja Resto Komplek Museum Mandala Bhakti eks Markas Kodam VII Diponegoro, kawasan Tugu Muda Semarang. Dandenpom dan Anne Avantie owner D'Kambodja memberikan tali asih kepada keduanya sebagai bentuk apresiasi dan terima kasih atas perjuangan dan pengorbanan demi negara.

Dandenpom menerima penyerahan helm putih Polisi Militer yang pernah digunakan Sanjoto dalam mengawal Presiden Soekarno tahun 1950 saat kunjungan ke Tegal. "Helm ini akan jadi benda bersejarah yang akan kami simpan di Markas Denpom IV/5 Semarang. Semoga ini bisa menjadi pengingat dan spirit bagi generasi Polisi Militer ke depan," ungkap Okto Femula. (Cha)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Zalaka Pastry dan Cake Batik Angkat MAN 5 Sleman

Jumat, 14 November 2025 | 19:50 WIB

Ulil Albab M.Ikom: Presenter Harus Percaya Diri

Minggu, 2 November 2025 | 19:45 WIB

Tri Wahyuni Pemuda Pelopor Seni Budaya DIY 2025

Rabu, 29 Oktober 2025 | 09:40 WIB
X