kisah-inspiratif

Taruma Agni, Solusi Cerdas Warga untuk Krisis Sampah Perkotaan

Minggu, 21 September 2025 | 16:46 WIB
Ujang dari Pusat Pelayanan Teknologi Tepat Guna, Kecamatan Tanah Sereal menunjukkan karya Taruma Agni sebagai solusi sampah di perkotaan (Foto Istimewa)

KRjogja.com - PERMASALAHAN sampah menjadi salah satu isu besar yang dihadapi kota-kota di Indonesia. Volume sampah rumah tangga yang terus meningkat tidak sebanding dengan kapasitas pengelolaan yang ada. Alhasil, timbunan sampah kerap menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), menimbulkan bau tak sedap, pencemaran lingkungan, hingga berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Kondisi ini mendorong lahirnya berbagai inovasi berbasis teknologi tepat guna, salah satunya Taruma Agni, sebuah generator pengolah sampah berbasis pirolisis yang dirancang untuk skala RT/RW.

Taruma Agni dikembangkan oleh Pusat Pelayanan Teknologi Tepat Guna M-SAT di Kecamatan Tanah Sereal, Kota Bogor, berkolaborasi dengan tiga dosen dari Binus Online, Universitas Bina Nusantara: Jullend Gatc, S.Kom., M.Kom, Dr. Yulius Denny Prabowo, S.T., M.T.I, dan Dhendy Indra Wijaya, S.T., M.T.

Salah satu Dosen dari Binus Online Universitas Bina Nusantara yang ikut berkolaborasi Dr. Yulius Denny Prabowo, S.T., M.T.I,   menjelaskan, proyek ini berhasil mendapatkan dukungan pendanaan dari hibah Program Pengabdian Kepada Masyarakat dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi tahun 2025, sebuah inisiatif nasional yang mendorong generasi muda dan akademisi menciptakan solusi nyata untuk tantangan masyarakat.

Penerapan Teknologi Pirolisis

Keunggulan utama Taruma Agni terletak pada penerapan teknologi pirolisis, yaitu proses penguraian sampah melalui pemanasan pada suhu tinggi dalam kondisi minim oksigen. Tidak seperti pembakaran terbuka yang menghasilkan asap pekat dan polusi udara, pirolisis mampu mengurangi polutan secara signifikan.

Hasil akhirnya berupa arang yang masih memiliki nilai guna. Dengan sistem ini, sampah rumah tangga yang biasanya berakhir di TPA kini dapat diproses langsung di lingkungan warga.

Taruma Agni dirancang dalam skala RT/RW, sehingga setiap komunitas dapat mandiri dalam mengelola sampahnya tanpa harus sepenuhnya bergantung pada layanan pengangkutan kota.

Kota Bogor, seperti banyak wilayah lain di Indonesia, menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah. Data Dinas Lingkungan Hidup menunjukkan bahwa produksi sampah harian mencapai ratusan ton, sementara kapasitas TPA semakin terbatas. Jika tidak diatasi, kondisi ini berpotensi memicu darurat sampah seperti yang pernah terjadi di berbagai daerah.

Kurangi Volume Sampah

Dalam konteks ini, Taruma Agni hadir sebagai jawaban praktis sekaligus visioner. Teknologi ini tidak hanya membantu mengurangi volume sampah, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya ekonomi sirkular—bahwa sampah bukan akhir dari sebuah siklus, melainkan awal dari potensi baru yang bisa dimanfaatkan kembali.

Salah satu keunikan Taruma Agni adalah model kolaboratif yang melibatkan akademisi, pemerintah, dan masyarakat. Para dosen dari Binus Online mendampingi warga dalam penggunaannya.

Pendekatan ini memastikan bahwa teknologi benar-benar sesuai dengan kebutuhan lapangan, mudah dioperasikan, serta berkelanjutan. Keberhasilan Taruma Agni di tingkat lokal menumbuhkan harapan untuk replikasi di wilayah lain. Jika setiap RT/RW di kota-kota besar memiliki alat serupa, maka beban TPA dapat berkurang drastis.

Lebih jauh lagi, inovasi ini dapat mendorong lahirnya gerakan nasional pengelolaan sampah berbasis komunitas, di mana warga tidak hanya menjadi konsumen layanan kebersihan, tetapi juga aktor utama dalam menjaga lingkungan.

Halaman:

Tags

Terkini

Zalaka Pastry dan Cake Batik Angkat MAN 5 Sleman

Jumat, 14 November 2025 | 19:50 WIB

Ulil Albab M.Ikom: Presenter Harus Percaya Diri

Minggu, 2 November 2025 | 19:45 WIB

Tri Wahyuni Pemuda Pelopor Seni Budaya DIY 2025

Rabu, 29 Oktober 2025 | 09:40 WIB