Faktor lainnya karena adanya penambahan jumlah penduduk baru dan pelaku usaha di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini seperti terlihat adanya warga tinggal di perumahan baru atau tempat usaha yang berdiri.
"Volume terus naik. Sampah yang dibuang ke TPA Mojorejo sekitar 200 ton per hari sampai 220 ton per hari. Angka itu bisa saja naik apabila semua sampah yang kami temukan dibuang ditempat pembuangan liar juga dibuang ke TPA Mojorejo Bendosari. Situasinya memang mengkhawatirkan ditengah keterbatasan lahan TPA Mojorejo Bendosari," ujarnya.
DLH Sukoharjo disatu sisi lega sudah ada kesadaran masyarakat khususnya ditingkat desa dengan mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang salah satu unit usahanya bergerak dibidang sampah.
Sampah warga di desa diangkut dan dibuang ke TPA Mojorejo Bendosari sehingga tidak mengotori lingkungan. Namun disisi lain, DLH Sukoharjo juga memberi catatan agar pemerintah desa bisa memilah dan memilih sampah terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar volume sampah yang dibuang di TPA Mojorejo Bendosari berkurang.
"Sampah yang dibuang ke TPA Mojorejo Bendosari hanya sampah yang memang sudah tidak terpakai. Sampah yang bisa didaur ulang sebaiknya dipilah dan dipilih ditingkat bawah. BUMDes harus aktif memanfaatkanya," lanjutnya. (Mam)Â