SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo turun melakukan pendataan sawah yang akan menjadi percontohan program pemerintah IP 400 empat kali tanam empat kali panen padi. Petugas berkeliling tidak disemua wilayah tidak sekedar mendata namun juga sosialisasi dan edukasi pada petani. Sebab keberhasilan program ini juga salah satunya bergantung pada petani atas kesediaannya merubah pola tanam.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno, Minggu (24/10/2021) mengatakan, Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo langsung bergerak cepat begitu ada instruksi dari Menteri Pertanian dan Bupati Sukoharjo terkait perluasan lahan IP 400 dari sebelumnya 2.088 hektar di tahun 2021 menjadi 5000 hektar pada tahun 2022 mendatang. Gerak cepat dilakukan dengan persiapan internal Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo. Semua petugas terkait disiapkan untuk mendukung program pemerintah.
"Terus kami tindaklanjuti instruksi baik dari Menteri Pertanian dan Bupati Sukoharjo. Rapat koordinasi sudah, data sudah dan sekarang turun ke lapangan di semua wilayah mendata sawah, sosialisasi dan edukasi pada petani," ujarnya.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo menurunkan petugas dengan melibatkan camat. Sawah yang akan dijadikan lokasi program IP 400 dilihat dan didata petugas. Selain itu petani sebagai pemilik dan penggarap sawah juga mendapat sosialisasi dan edukasi.
Tahapan sosialisasi dan edukasi sangat penting diberikan pada petani karena seperti dijelaskan Bagas Windaryatno karena petani akan menjalankan program baru. Selain itu juga petani akan merubah pola tanam dari sebelumnya tiga kali menjadi empat kali tanam dan empat kali panen padi.
Perubahan pola tanam ini perlu dijelaskan pada petani agar mereka bisa berhasil menjalankan program IP 400. Terkait program IP 400 petani di Sukoharjo banyak yang mendukung dan tertarik menerapkannya. Terlebih lagi setelah Kabupaten Sukoharjo berhasil menjadi daerah percontohan dan petani mendapatkan hasil panen melimpah.
"IP 400 memaksimalkan lahan untuk terus tanam dan panen sebanyak empat kali sesuai program pemerintah. Apabila dulu petani masih mengandalkan pola lama tiga kali tanam dengan rincian dua kali tanam padi dan sekali palawija maka sekarang perlahan dirubah demi hasil panen melimpah dan menambah stok pangan," lanjutnya.
Bagas Windaryatno menambahkan, pendataan lahan pertanian yang masuk prioritas IP 400 harus memiliki ketersediaan air sepanjang tahun dengan didukung jaringan irigasi. Beberapa wilayah sudah memiliki kelengkapan syarat tersebut.
"Camat nanti yang akan membantu mendata di wilayahnya masing-masing. Lahan pertanian mana yang layak IP 400," lanjutnya.
Bagas Windaryatno mengatakan, Pemkab Sukoharjo sangat serius merealisasikan target peningkatan luasan lahan IP 400 empat kali tanam empat kali panen padi dari pemerintah pusat dari 2.088 hektar di tahun 2021 menjadi 5.000 hektar pada tahun 2022 mendatang. Keseriusan tersebut setelah Kabupaten Sukoharjo berhasil dan menjadi percontohan nasional dalam program IP 400. Bahkan panen raya padi IP 400 dilakukan Menteri Pertanian di Desa Tegalsari, Kecamatan Weru 12 Oktober 2021 lalu.
Pemkab Sukoharjo sangat serius target IP 400 pada lahan 5000 hektar tahun 2022 mendatang dilakukan dengan rapat koordinasi bersama. Target dari pemerintah pusat tersebut harus didukung bersama baik Pemkab Sukoharjo, camat dan petugas pertanian di lapangan.
"Semua jadi tim untuk suksesnya IP 400 di Kabupaten Sukoharjo. Tahun 2021 sudah sukses pada lahan 2.088 hektar. Maka target tahun 2022 naik menjadi 5.000 hektar harus dipersiapkan dari sekarang. Ibu bupati sudah mendukung penuh, Pemkab Sukoharjo sama besar dukungannya. Maka petugas penyuluh pertanian di lapangan dan camat juga harus siap," ujarnya.