Petugas Pantau Kerawanan Perdagangan Daging Anjing

Photo Author
- Jumat, 26 Juli 2019 | 11:16 WIB

SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Keberadaan anjing baik yang dipelihara maupun dilepasliarkan mendapat pemantauan ketat dari petugas gabungan. Hal itu sebagai bentuk antisipasi penularan penyakit rabies serta kerawanan perdagangan daging anjing oleh pedagang.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Yuli Dwi Irianto, Jumat (26/07/2019) mengatakan, Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo akan memperketat pemantauan khususnya terhadap keberadaan anjing baik yang dipelihara maupun dilepasliarkan. Kegiatan dilakukan dengan melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK).

Pemantauan dilakukan berkaitan dengan kondisi anjing dan kesehatannya. Apakah berpenyakit atau tidak sehingga membahayakan masyarakat. “Kami memantau kondisi hewannya sedangkan DKK soal kesehatannya karena rawan penularan panyakit rabies,” ujarnya.

Pemantauan semakin diintensifkan setelah ada masukan dari Animal Friends Jogja (AFJ) dan Sahabat Anjing Surakarta (SAS) mewakili Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) tentang pelarangan konsumsi dan perdagangan daging anjing. Sebab di Sukoharjo sendiri ternyata memiliki tingkat pelanggaran tinggi.

Yuli mengatakan, hasil pendataan dari Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo diketahui ada 30 pelaku usaha memperdagangkan daging anjing. Dalam setiap hari diperkirakan ada 35 ekor anjing disembelih untuk diambil dagingnya. Namun jumlah pedagang dan anjing yang disembelih bisa berubah mengingat data sekarang belum sempurna.

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular DKK Sukoharjo Purnomo mengatakan, DKK Sukoharjo sudah melakukan pemantauan khususnya terhadap hewan anjing. DKK Sukoharjo mencatat pada beberapa tahun terakhir ada kasus gigitan anjing pada manusia.

“Penanganan bisa dilakukan ditingkat bawah Puskesmas atau dirujuk ke rumah sakit. Namun tidak semua kasus gigitan anjing korbannya diberi vaksin rabies,” ujarnya.

Pada kasus gigitan anjing DKK Sukoharjo juga pernah mencatat ada korban akhirnya mendapatkan vaksin rabies. Vaksin dimintakan pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB
X