Kedelai Impor Mahal, Pelaku UMKM Sukoharjo Bingung

Photo Author
- Kamis, 6 September 2018 | 09:31 WIB

SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) Sukoharjo bergerak diberbagai bidang produk olahan kedelai resah akibat naiknya harga bahan baku. Hal tersebut disebabkan karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Mereka yang merasakan dampaknya yakni perajin tahu, tempe dan olahan minuman sari kedelai.

Perajin tahu asal Ngabeyan, Kartasura Suryadi, Kamis (6/9/2018) mengatakan, perajin tahu sangat menggantungkan suplai bahan baku kedelai dengan mudah dan murah. Kedelai tersebut didapat dari produk impor khususnya dari Amerika Serikat dan negara lainnya.

Ketergantungan tersebut dirasakan dampaknya oleh perajin tahu apabila terjadi masalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Kondisi tersebut seperti terjadi sekarang dimana sangat berpengaruh pada kenaikan harga kedelai impor sebagai bahan baku produksi tahu.

Kenaikan kedelai impor sudah dirasakan perajin tahu sejak sekitar hampir satu bulan lalu. Disaat itu nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS sekitar Rp 13 ribu - Rp 14 ribu. Disaat itu harga kedelai impor sudah menyentuh pada kisaran Rp 6 ribu - Rp 7 ribu per kilogram.

Harga kedelai impor semakin naik sampai sekarang setelah nilai tukar rupiah turun melemah. Diperkirakan sekarang nilai tukar rupiah terhadap dolar mencapai Rp 15 ribu. Sedangkan harga kedelai impor sudah menyentuh Rp 7.500 perkilogram.

"Perajin jelas sangat berharap meminta bantuan pemerintah untuk membantu menyediakan bahan baku kedelai mudah dan murah. Perkara melemahnya nilai tukar rupiah kami perajin tidak paham yang jelas bagaimana produksi kami bisa terus jalan," ujar Suryadi.

Suryadi mengaku hampir semua perajin tahu di Kartasura menggunakan kedelai impor karena kualitas dan ukurannya yang besar. Sedangkan kedelai lokal dianggap kurang layak karena kualitasnya tidak sesuai harapan dan ukurannya kecil.

"Kedelai lokal jarang dipakai sekalipun harganya lebih murah sekitar Rp 5 ribu lebih. Tapi perajin tetap memakai kedelai impor," lanjutnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB
X