“Seru banget, sangat menghibur, bisa melihat kreasi kain lurik warna-warni, apalagi Pak Camat Tulung tadi juga tampil dengan kostum bagus dan ikut menari. Meski gemuk tapi tampil percaya diri, itu asyik banget, “ kata Neni, salah seorng pengunjung.
Bupati Klaten Sri Mulyani berharap, Klaten Lurik Carnival akan memberikan dampak positif, bagi upaya Pemkab Klaten untuk meraih kembali kejayaan lurik. “Jika dulu sentra lurik ada di Pedan, sekarang sudah menyebar ke kecamatan lain seperti Cawas, Bayat, dan lainya. Dengan event seperti ini semoga bisa mengangkat derajat ekonomi masyarakat, khususnya para perajin lurik,†kata Sri Mulyani.
Pada beberapa dekade, lurik tradisional atau lurik hasil produksi menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM), di Kecamatan Pedan pernah meriah kejayaan. Kain lurik tersebut tidak hanya menjadi pakaian bagi warga lokal, melainkan pernah merambah pasar luar negeri.
Seiring dengan perkembangan teknologi, lurik ATBM semakin surut tergerus oleh kain pabrikan. Sejak beberapa tahun terakhir, Pemkab Klaten berupaya untuk meraih kembali kejayaan lurik tersebut. (Sri Warsiti)