Kunjungan ke rumah disesuaikan jadwal dan pembagiannya oleh petugas. Sebab jumlah calon siswa baru di masing masing sekolah berbeda. Namun secara global pemerintah sudah memberikan acuan data calon siswa baru pemegang SKTM sebesar 20 persen dari total daya tampung di sekolah.
Seperti di SMAN 1 Tawangsari jumlah calon siswa baru dari keluarga tidak mampu sebanyak 118 orang. Rinciannya calon siswa baru pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) ada 80 siswa dan SKTM 38 siswa. Di SMAN 1 Sukoharjo total ada 50 calon siswa baru dari keluarga tidak mampu. Rinciannya pemegang KIP 28 siswa dan SKTM 12 siswa.
"Kunjungan ke rumah calon siswa baru dilakukan semua dan tidak boleh ada yang terlewati. Data harus valid dan bisa dipertanggungjawabkan," lanjutnya.
Kepala SMAN 1 Sukoharjo Sri Soewarsih mengatakan, pihak sekolah sudah menerjunkan petugas untuk melakukan kunjungan rumah sekaligus pengecekan langsung kondisi ekonomi keluarga calon siswa baru pemegang SKTM atau keluarga tidak mampu. Hasilnya, petugas yang ditunjuk belum menemukan pelanggaran atau kecurangan berkaitan dengan penggunaan SKTM.
SMAN 1 Sukoharjo dalam melakukan pengecekan kebenaran kondisi ekonomi keluarga calon siswa baru pemegang SKTM juga melibatkan masyarakat. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan dengan memberikan informasi atau laporan ke sekolah apabila menemukan pelanggaran penggunaan SKTM.
"Kalau memang ada temuan calon siswa baru pemegang SKTM ternyata berasal dari keluarga mampu atau kaya tapi mengaku miskin maka bisa memberikan informasi ke sekolah," ujarnya. (Mam)