BOYOLALI, KRJOGJA.com - Letusan Merapi terjadi pada Jumat (01/06/2018) pukul 08.20 WIB dengan ketinggian kolom abu mencapai 6.000 meter dirasakan berbeda dari beberapa letusan sebelumnya. Meski sempat menimbulkan kepanikan dan wilayah Selo diguyur hujan abu, namun aktivitas masyarakat kembali normal, beberapa jam setelah letusan.
"Apakah itu letusan bersifat freatik atau magmatik saya belum tahu, sebab masih menunggu analisa dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Yogyakarta," kata Petugas Pengamat Gunung Merapi Pos Pengamatan Jrakah, Yulianto.
Baca juga :
Belum Ada Magma Keluar, Status Merapi Masih Waspada
Tenang! Letusan Hari Ini Bukan Awan Panas, Status Merapi Masih Waspada
Amplitudo Letusan Pagi Tadi Terbesar Sejak 2010
Diketahui pada letusan terakhir pada 24 Mei lalu, dari informasi yang dikeluarkan BPPTKG, merupakan tahapan awal erupsi magmatik yang ditandai dengan terpantaunya pijaran magma, setelah beberapa erupsi bersifat freatik yang terjadi mulai 11 Mei lalu. Menurut Yulianto, dari pengamatannya, karakter letusan pada Jumat pagi tadi paling berbeda dari rangkaian letusan Merapi sebelumnya.
Diantaranya goncangan yang cukup keras hingga membuat membuat kaca pos pengamatan bergetar, suara letusan dan getaran juga tak berbarengan dengan letupan abu. "Tadi ada letupan abu baru beberapa saat setelahnya diikuti suara letusan yang cukup keras. Biasanya saat keluar abu bersamaan dengan suara letusan. Suara dan getaran letusan tadi paling keras dibanding sebelumnya," tambahnya.