Letusan Merapi tadi tak mengeluarkan awan panas. Namun dari pengamatannya, ada material batu yang terlontar hingga ke kawasan hutan Merapi saat letusan dan membuat adanya beberapa titik kebakaran yang ditandainya adanya asap putih, tepatnya di Hulu Sungai Kaliapu dan Hulu Sungai Senowo.
"Tadi ada empat titik asap kebakaran yang disebabkan lontaran batu yang panas saat terjadi letusan yang membakar semak dan pohon. Namun sekarang sudah padam," tambahnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Bambang Sinungharjo menjelaskan, pasca letusan, masyarakat yang berada di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III atau radius 3 km dari puncak, yakni di Dukuh Stabelan dan Takeran, Desa Tlogolele, langsung mengungsi ke Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) Tlogolele. "Tadi ada sebanyak 580 warga yang mengungsi di TPPS Tlogolele, namun sekarang aktivitas masyarakat sudah kembali normal," jelasnya.
Arah angin yang condong ke barat juga membuat sebagian besar wilayah Selo terkena hujan abu. Sinung mengatakan, sejak letusan Merapi pertama pada 11 Mei lalu hingga saat ini, sudah ada 14 ribu masker yang sudah didistribusikan, khususnya ke masyarakat Selo. (Gal)