Perlu diketahui, perayaan Yaaqawiyyu diselenggarakan oleh Pengelola Pelestari Peninggalan Ki Ageng Gribig bersama masyarakat Jatinom setiap tahun di bulan Safar (Kalender Hijriyah). Sehingga masyarakat setempat menyebutnya dengan tradisi saparan.
Menurut cerita masyarakat Jatinom, Ki Ageng Gribig merupakan seorang ulama pada jaman Mataram, sekaligus cucu Prabu Brawijaya dari Kerajaan Majapahit. Selama hidupnya Ki Ageng Gribig aktif dalam berdakwah menyebarkan agama Islam di wilayah Jatinom.
Sedangkan tradisi sebar apem bermula dari kisah Ki Ageng Gribig sepulang dari ibadah haji membawa oleh-oleh berupa kue. Namun kue itu tak cukup untuk dibagikan kepada para santrinya. Kemudian Ki Ageng Gribig meminta istrinya untuk membuatkan kue apem dah kemudian dibagikan kepada para santri. Kue itu diberi nama Yaaqawiyyu.(Lia)