Setelah membayar nilai utang di PD Bank Pasar berkurang tinggal separuh. Namun karena tidak kunjung dilunasi hingga sekarang maka nilainya membengkak termasuk bunga menjadi Rp 75 juta.
“Nilai utang terus membengkak dan saya akhirnya memilih menjual tanah saya dan melunasi seluruh utang di Bank Pasar sebesar Rp 75 juta dengan harapan nanti bisa dikembalikan oleh DPD II Partai Golkar Sukoharjo,†lanjutnya.
Bambang mengatakan, saat melakukan pelunasan utang di Bank Pasar juga disertai dengan surat permohonan keringanan utang dan ditandatangani oleh ketua lama DPD II Golkar Sukoharjo Rusmanto Januri dan ketua baru Giyarto.
Usai melunasi Bambang berusaha melakukan penagihan ke DPD II Partai Golkar Sukoharjo. Namun dari total Rp 75 juta, Bambang mengaku baru menerima Rp 6 juta dari Giyarto Ketua DPD II Partai Golkar Sukoharjo. Sedangkan sisanya Rp 69 juta sama sekali belum dibayar.
Ketua DPD II Partai Golkar Sukoharjo Giyarto mengatakan, masalah utang piutang dengan Bambang Ikhwanto merupakan urusan pribadi dengan Rusmanto Januri dan bukan persoalan partai. Sebab utang piutang muncul pada kepengurusan lama sebelum dirinya menjabat sebagai ketua partai.
“Uang hasil pinjaman yang katanya untuk kegiatan partai juga tidak ada buktinya. Tidak ada dokumen apapun tentang penggunaan uang tersebut untuk Pilgub Jawa Tengah saat itu,†ujar Giyarto.
Giyarto menegaskan, terkait rencana Bambang Ikhwanto akan membawa masalah ini ke proses hukum maka dipersilahkan. Sebab pengurus DPD II Partai Golkar Sukoharjo tetap bersikukuh masalah utang piutang merupakan persoalan pribadi antara Bambang Ikhwanto dengan ketua lama Rusmanto. (Mam)
