Krjogja.com - KLATEN - 23 relawan berbagai negara yang tergabung dalam Years of Culture berkolaborasi dengan Community Service Section Qatar Museums, Virginia Commonwealth University Qatar dan Qatar Youth Hostels, belajar lima hari di SMKN 1 Rota Bayat, Klaten.
Mereka bertukar pengalaman membina hubungan, mempromosikan pemahaman lintas-budaya, dan membangun kepercayaan yang terjalin antara Qatar dan Indonesia di level akar rumput.
Hazem Idriss, Head of Community Services Section Qatar Museums, memimpin rombongan tersebut. Selama lima hari mulai 23 Oktober hingga hari ini, Jumat (27/10/2023) mereka melakukan berbagai kegiatan bersama 150 siswa di sekolah tersebut.
Baca Juga: Truk Rek Blong Tabrak Pengendara Motor
"Kami melakukan workshop di sini, selama lima hari. Kami menghabiskan waktu bersama 150 siswa yang melakukan berbagai hal menarik. Relawan kami adalah profesional di bidangnya, mereka berbagi pengalaman berharga di berbagai disiplin ilmu kreatif, mulai dari fotografi, pemasaran digital, videografi, manajemen acara untuk museum dan pameran, serta pengembangan produk di bidang mode dan desain," ungkapnya ketika berbincang dalam penutupan, Jumat (27/10/2023).
23 relawan berasal dari berbagai negara seperti Qatar, Sudan, Kamboja, Palestina, Amerika hingga Belarusi. Mereka datang membagikan ilmu sekaligus belajar tentang apa yang dilakukan para siswa di sekolah.
"Kami terkesan dengan produk-produk yang anak-anak buat di sini. Sebagai langkah nyata, kami menyampaikan pada hotel Inside by Melia tentang produk keramik, batik dan kerajinan anak-anak di SMKN 1 Rota Bayat yang luar biasa. Mereka memberikan ruang untuk pamer dan berjualan, dimulai 27 Oktober ini. Kami sangat senang dan semoga bisa diikuti hotel-hotel lainnya. Kami juga akan berusaha memperkenalkan ke Qatar," tandasnya.
Baca Juga: 150 Ton Gula Kelapa dari Purbalingga Diekspor ke Amerika
Sementara, Dwi Kuncoro, Humas yang juga Guru Bahasa Inggris SMKN 1 Rota Bayat mengungkap bahwa sekolah tersebut merupakan hasil kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Qatar setelah gempa 2006 silam.
SMK tersebut menurut Dwi mengembangkan industri batik dan keramik yang memang menjadi tradisi masyarakat Bayat.
"Kami coba didik anak-anak kita untuk bisa mewarisi dan melestarikan budaya yang diwariskan nenek moyang. Ternyata apa yang kami lakukan dihargai oleh masyarakat internasional, bagaimana relawan dari berbagai negara datang dan mengapresiasi. Anak-anak semakin percaya diri dan bersemangat untuk berkarya," sambungnya.
Baca Juga: Berikut Daftar Desa BRILian Terbaik Yang Akan Bersaing di Nugraha Karya 2023
SMKN tersebut berangkat dari inisiatif Reach Out to Asia(Rota) Qatar pada tahun 2009 setelah gempa bumi dahsyat yang melanda DIY dan sekitarnya tahun 2006. Sekolah tersebut menghasilkan seniman-seniman muda yang memiliki spesialisasi di bidang seni tradisional Indonesia seperti batik, keramik, musik gamelan dan tari.
Years of Culture adalah sebuah inisiatif yang bertujuan untuk memperkuat ikatan budaya antar negara, mempromosikan saling pengertian dan apresiasi melalui hubungan interpersonal dan pengalaman yang mendalam.
Melalui serangkaian pertukaran budaya dan kolaborasi, Years of Culture bertujuan untuk menampilkan warisan kekayaan budaya dari negara-negara yang berpartisipasi dan membina hubungan yang langgeng di antara komunitas yang beragam. (*)