Krjogja.com - PURBALINGGA - Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengedukasi ratusan pelajar SMK Negeri 1 Kutasari. Tiwi mengingatkan siswa sekolah itu agar tidak melakukan bullying ataupun kekerasan seksual.
"Kalau adik-adik membully, apalagi melakukan kekerasan seksual, resikonya masuk penjara. Itu artinya masa depan adik-adik hancur. Orang tua akan sangat kecewa," tuturnya di hadapan ratusan siswa sekolah itu.
Bupati mengingatkan, kasus bullying yang kerap terjadi di sekolah biasanya terjadi karena rasa senioritas kakak kelas kepada adik kelas. Bisa juga terhadap teman yang dianggap lemah. Dalam beberapa kasus, kekerasan fisik mengakibatkan korban jiwa. Dan verbal tidak jarang membuat korbannya bunuh diri.
Baca Juga: Gus Ali Gondrong Mafia Sholawat: Ganjar-Mahfud Miliki Kredibilitas dan Integritas Tinggi
"Akibat depresi karena merasa sendirian di dunia ini," ujarnya.
Demikian pula kasus kekerasan seksual, baik oleh guru maupun sesama siswa. Banyak yang tidak menyadari bahwa kekerasan ini merupakan tindak pidana.
"Jangan sampai sekolah menjadi viral oleh sesuatu yang tidak membanggakan. Kalau ingin viral, raihlah prestasi yang membanggakan," tegasnya.
Baca Juga: Sungai Maron Green Canyonnya Solo, Dongkrak Pendapatan Warga
Bupati berharap agar Tim Pencegahan Penanganan Kekerasan (TPPK) dan Satgasnya yang sudah dibentuk di SMKN 1 Kutasari ini bisa berperan efektif dalam mencegah kasus kekerasan.
Kegiatan Bupati Mengajar juga diisi Ketua DPRD Purbalingga Bambang Irawan yang menyampaikan materi Membangun Nasionalisme kepada Generasi Milenial'.
Kepala SMKN 1 Kutasari, Niken Malasiyanti mengungkapkan SMKN 1 Kutasari saat ini terdapat 1377 siswa dan 93 guru dan karyawan.
Baca Juga: Bupati Halim Optimis Bantul Bersama 2025 Tercapai
Sekolah yang dipimpinnya menerapkan 80 persen praktik dan kerjasama Industri dan Dunia Kerja (IDUKA) dengan beberapa perusahaan ternama. (*)
