KRjogja.com - SUKOHARJO - Kondisi di wilayah Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu masih kekeringan dan kekurangan air bersih terdampak cuaca panas ekstrem El Nino. Hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir belum mampu mengisi sumur warga dan memenuhi kebutuhan air bersih. Pemkab Sukoharjo tetap memastikan mengirim bantuan air bersih untuk warga.
Camat Bulu Widyanto Setyo Wibowo, Jumat (3/11/2023) mengatakan, kondisi di wilayah Kecamatan Bulu masih kering. Bahkan dampak kekeringan akibat cuaca panas ekstrem El Nino masih dirasakan sampai sekarang. Warga dibeberapa desa juga masih kekurangan air bersih karena sumur mengering. Kebutuhan air bersih sepenuhnya sudah dibantu oleh Pemkab Sukoharjo.
"Di wilayah Kecamatan Bulu sudah turun hujan. Tapi sekarang baru awal hujan peralihan musim. Kondisi warga masih kekeringan dampak El Nino dan kebutuhan air bersih sudah dipenuhi Pemkab Sukoharjo," ujarnya.
Baca Juga: Bagi-bagi Hasil Memeras, Mafia Peradilan Gelar Rakernas Setahun Sekali
Kekeringan Kecamatan Bulu meliputi Desa Kamal, Desa Kunden, Desa Ngasinan dan Desa Kedungsono. Warga disana kekurangan air bersih karena sumur mengering. "Kondisi cuaca sangat panas dan awal hujan ini baru tahap basah di permukaan tanah saja. Air belum sampai mengisi sumur warga," ujarnya.
Camat Weru Pandiyanto mengatakan, kekeringan di Kecamatan Weru meliputi Desa Alasombo, Desa Jatingarang, Desa Weru, Desa Tawang, Desa Karangmojo, Desa Karanganyar, Desa Karangwuni dan Desa Karakan. Kekeruhan masih dirasakan sampai sekarang meski hujan sudah turun.
"Sumur dan sumber air bersih warga belum terisi. Sekarang baru awal hujan dan butuh waktu agar sumur warga kembali terisi dan bisa digunakan," ujarnya.
Pandiyanto menjelaskan, kebutuhan air bersih warga terdampak kekeringan sudah dipenuhi dari kiriman Pemkab Sukoharjo. Air bersih dikirim setiap hari dalam jumlah bervariasi sesuai dengan kebutuhan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo mengatakan, dampak cuaca panas ekstrem pengaruh El Nino semakin menambah jumlah warga kekurangan air bersih sebanyak 3.324 kepala keluarga (KK) atau 12.076 jiwa tersebar di 49 dukuh di 18 desa di 3 kecamatan. Total bantuan air bersih yang sudah dikirim Pemkab Sukoharjo ke warga sebanyak 2.040.500 liter. Masyarakat diingatkan untuk mewaspadai potensi bencana alam kekeringan terus meluas karena pada Oktober ini semakin panas.
"Perkembangan data per 18 Oktober 2023 Jumlah warga kekurangan air bersih terus meningkat. Sekarang sebanyak 3.324 KK atau 12.076 jiwa tersebar di 49 dukuh di 18 desa di 3 kecamatan. Total bantuan air bersih yang sudah dikirim Pemkab Sukoharjo ke warga sebanyak 2.040.500 liter," ujarnya.
BPBD Sukoharjo mencatat jumlah warga terdampak kekeringan sebelumnya masih dikisaran 10.000 jiwa. Namun sekarang naik 2.000 jiwa sehingga total keseluruhan menjadi 12.076 jiwa.
Tambahan warga terdampak kekeringan dipastikan sudah mendapat bantuan air bersih dari Pemkab Sukoharjo. Bantuan diberikan seperti halnya kepada warga sebelumnya yang sudah terdampak kekeringan.
"Ada kenaikan jumlah warga. Artinya luasan wilayah terdampak kekeringan pada musim kemarau ini terus meluas," lanjutnya.
Ariyanto menjelaskan, meski wilayah kekeringan terus meluas. Namun masih terjadi di lingkup satu desa dan kecamatan. "Artinya begini, yang meluas itu wilayah terdampak kekeringan di dukuh masih satu desa masih satu kecamatan. Sebab jumlah desa dan kecamatan terdampak kekeringan masih sama 18 desa di 3 kecamatan. Sedangkan jumlah dukuh bertambah dan terakumulasi sekarang 49 dukuh dan itu menambah jumlah jiwa kekurangan air bersih," lanjutnya.