Puncak Musim Hujan, Masyarakat Diingatkan Kerawanan Bencana Alam Tinggi

Photo Author
- Kamis, 22 Februari 2024 | 15:20 WIB
Ilustrasi hujan lebat disertai petir (Pixabay)
Ilustrasi hujan lebat disertai petir (Pixabay)

"Petugas sudah maksimal melakukan penanganan. Kami minta masyarakat juga ikut peduli menjaga kebersihan saluran air dengan tidak membuang sampah. Sebab saluran yang tersumbat sulit dibersihkan mengingat dalam kondisi tertutup cor beton," lanjutnya.

Ariyanto mengatakan, curah hujan sejak beberapa hari terakhir merata di wilayah Kabupaten Sukoharjo tinggi. Kondisi tersebut berdampak pada peningkatan debit air Sungai Bengawan Solo dan sungai lainnya.

Debit air Sungai Bengawan Solo juga dipengaruhi kondisi curah hujan tinggi di daerah lain khususnya di Solo Raya. Seperti di aliran Sungai Bengawan Solo ikut dipengaruhi dengan kondisi curah hujan di daerah lain seperti Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Klaten.

BPBD Sukoharjo melihat fenomena curah hujan tinggi wajar terjadi sekarang. Pemantauan dilakukan dengan melihat perkembangan debit air Sungai Bengawan Solo.

Pemantauan dilakukan bersama BPBD Solo Raya dan BBWSBS. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kesiapsiagaan bersama antara daerah dan BBWSBS selalu pihak yang berwenang terkait Sungai Bengawan Solo.

"Curah hujan tinggi sejak beberapa hari terakhir. Bahkan hujan turun dengan durasi waktu lama. Namun demikian kondisi debit air Sungai Bengawan Solo masih normal," lanjutnya.

Baca Juga: BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan di Jogja Bulan Februari, Berikut Prakiraan Cuaca Selengkapnya Hingga Maret

BPBD Sukoharjo memastikan setiap hari selalu ada informasi perkembangan data ketinggian debit air Sungai Bengawan Solo. Data tersebut dijadikan patokan kebijakan dalam penanganan khususnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam banjir.

Ada tiga titik lokasi pemantauan ketinggian debit air Sungai Bengawan Solo dilakukan pihak BBWSBS. Pertama di Colo Weir atau Dam Colo Nguter. Titik kedua, di Serenan perbatasan antara Kabupaten Sukoharjo dengan Kabupaten Klaten. Titik ketiga di Peren atau Sungai Samin wilayah Kecamatan Polokarto.

"Warga khususnya yang tinggal di dekat aliran sungai tetap kami minta waspada. Termasuk masyarakat juga diminta mewaspadai adanya rumpun bambu atau tumpukan sampah dan pohon yang hanyut ke sungai dan menyumbat aliran air. Sebab itu bisa menjadi penyebab limpasan air dan menggenangi pemukiman penduduk," lanjutnya.

BPBD Sukoharjo sudah melakukan koordinasi dan pengecekan langsung dengan cara mendatangi wilayah rawan bencana alam seperti banjir. Pada kesempatan tersebut petugas bertemu warga dan melihat kesiapan mereka.

Pengecekan dilakukan untuk memastikan koordinasi antara petugas berjalan. Terpenting juga melihat kesiapan warga dalam menghadapi kerawanan bencana alam. Hal ini penting mengingat curah hujan dalam beberapa hari terakhir terus mengalami peningkatan disertai angin kencang. (Mam)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB
X