KRjogja.com - SUKOHARJO - Anomali cuaca saat ini berpengaruh membantu petani memenuhi kebutuhan air di musim tanam II (MT II) padi. Sebab disaat diperkirakan sudah masuk kemarau, justru masih sering turun hujan. Diharapkan panen padi melimpah sehingga mampu menambah stok pangan nasional.
Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur, Jigong Sarjanto, Jumat (30/5/2025) mengatakan, secara tidak langsung anomali cuaca yang terjadi saat ini sangat berpengaruh terhadap petani membantu menyediakan kebutuhan air untuk MT II padi. Sebab sebelumnya saat ini diperkirakan sudah masuk musim kemarau, namun yang terjadi justru sering turun hujan deras.
Curah hujan tinggi membantu tersedianya air di sumber penampungan seperti Dam Colo Nguter, Waduk Mulur Bendosari dan embung disetiap kecamatan. Hal ini berdampak langsung dengan terpenuhinya kebutuhan air bagi petani di sawah saluran irigasi teknis. Selain itu, petani sawah tadah hujan juga mampu memenuhi kebutuhan air dari hujan.
Baca Juga: Tiga Wisatawan Parangtritis yang Terseret Ombak Berhasil Diselamatkan
"Kondisi cuaca memang sangat sulit diprediksi dan berpengaruh pada tanaman padi petani. Tapi yang terjadi sekarang anomali cuaca sangat membantu petani karena hujan masih turun sehingga kebutuhan air MT II padi terpenuhi," ujarnya.
Meski kebutuhan air terpenuhi, namun petani tetap diingatkan bahaya bencana alam dampak curah hujan tinggi seperti banjir dan angin kencang. Selain itu, juga perlu diperhatikan juga terkait kelembaban tinggi berdampak pada serangan hama.
"Untuk sementara MT II padi dipastikan aman dan kebutuhan air terpenuhi. Sedangkan MT III nanti menunggu kondisi cuaca selanjutnya. Apabila hujan masih turun beberapa bulan kedepan maka petani bisa tanam padi lagi," lanjutnya.
Jigong menjelaskan, petani memang dituntut pemerintah melakukan tiga kali tanam padi dalam satu tahun musim tanam. Untuk MT I dan MT II sudah dipastikan aman karena kebutuhan air terpenuhi. Tapi melihat pengalaman tahun sebelumnya untuk MT III sering ada kendala petani kekurangan air karena masuk musim kemarau. Akibatnya petani terpaksa mencari air melalui sumur dalam atau sumur pantek.
Baca Juga: Birokrasi dan TNI
Masalah akan dihadapi petani saat sudah masuk bulan Agustus, September dan Oktober untuk MT III padi. Sebab diwaktu tersebut sering terjadi kekurangan air karena musim kemarau.
"Petani tetap meminta pintu air Dam Colo Nguter tetap dibuka sepanjang tahun seperti tahun lalu. Sebab petani sangat membutuhkan air untuk tanam padi. Terlebih lagi saat MT III sering bersamaan dengan musim kemarau," lanjutnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno, mengatakan, ada sekitar 6.500 hektar sawah yang diperkirakan ditanami pada pada MT II bulan Mei 2025 ini. Lahan pertanian tersebut tersebar di 12 kecamatan.
Luas tanam padi pada bulan Mei ini lebih banyak dibanding April lalu. Penyebabnya karena petani secara keseluruhan sudah melakukan panen padi MT I. Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo meminta petani setelah panen MT I segera mempercepat tanam padi MT II. Diharapkan target luas tanam padi seluas 6.500 hektar di bulan Mei 2025 bisa terpenuhi.
Baca Juga: Operasi Pekat di Bantul, Ratusan Botol Miras Oplosan Disita