BPBD Sukoharjo memperkirakan apabila kondisi cuaca panas ekstrem terus seperti sekarang ini maka bisa dipastikan jumlah warga terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih akan bertambah. Sebab di wilayah rawan kekeringan sekarang kondisi sumur warga mengering. Disisi lain, di wilayah terdekat sana juga mengalami masalah debit air sumur berkurang drastis.
Kebutuhan air bersih warga sudah dijamin sepenuhnya oleh Pemkab Sukoharjo. Sampai sekarang total sudah ada 2.040.500 liter dikirim ke wilayah terdampak kekeringan. Jumlah air bersih yang akan dikirim kemungkinan terus bertambah mengingat kebutuhan warga harus dipenuhi setiap hari.
Baca Juga: PSIM Bawa 26 Pemain ke Kandang Bekasi City, Kim Disertakan Agus Neto Pulihkan Kondisi
Data BPBD Sukoharjo diketahui distribusi air bersih untuk warga terdampak kekeringan di Kecamatan Bulu sebanyak 498.000 liter atau 106 tangki, Kecamatan Tawangsari 333.000 liter atau 75 tangki. Sedangkan Kecamatan Weru jumlah pengiriman air bersih paling banyak 1.209.500 liter atau 262 tangki.
BPBD Sukoharjo sudah mengeluarkan status siaga kekeringan sejak sekitar Juli lalu saat sudah ditemukan kejadian warga dibeberapa desa kekurangan air bersih akibat kekeringan terdampak musim kemarau. Cuaca panas ekstrem membuat warga terpaksa meminta bantuan air bersih kepada Pemkab Sukoharjo.
Status siaga kekeringan masih berlaku terhitung sejak bulan Agustus, September dan Oktober 2023. Status siaga tetap diberlakukan meski kondisi jumlah warga kekurangan air bersih terus bertambah banyak dan wilayah kekeringan meluas.
BPBD Sukoharjo juga memastikan tidak ada warga yang tidak bisa mengakses air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga setiap hari. Sebab bantuan air bersih selalu dikirim setiap hari oleh Pemkab Sukoharjo. Disisi lain, sumur warga dan fasilitas program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) kondisinya juga tidak kering total. Artinya masih ada air walaupun harus diambil dalam rentang waktu dua atau tiga hari.
"Sumur warga dan Pamsimas masih ada air yang bisa diambil dalam dua atau tiga hari. Jadi total kering total. Stok itu menjadi tambahan pemenuhan warga selain mendapatkan bantuan air bersih dari Pemkab Sukoharjo," lanjutnya.
BPBD Sukoharjo pada awal Oktober ini juga sudah menerima informasi dari BMKG terkait kondisi perkembangan cuaca. Diperkirakan hujan akan turun pada periode November-Desember mendatang. Musim hujan yang segera datang tersebut diperkirakan akan berpengaruh pada penurunan status di Kabupaten Sukoharjo.
"Informasi dari BMKG secara resmi sudah diterima BPBD pada intinya Oktober ini masih kemarau panas ekstrem. Musim hujan diperkirakan pada November-Desember mendatang. Sedangkan fenomena alam El Nino sendiri diperkirakan sampai awal tahun 2024 mendatang," lanjutnya. (Mam)