kriminal

Hingga Kini Warga yang Disekap Masih Trauma

Senin, 16 Juli 2018 | 10:30 WIB

Kepala Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Najib Azca menambahkan, sejumlah terduga teroris yang diamankan di wilayah Yogyakarta dalam sepekan ini bisa jadi merupakan bagian dari proses yang sudah lama dari gerakan jihadis teroris. Menurutnya hal ini bukan sesuatu yang baru karena gerakan tersebut di Yogya sudah punya pergerakan yang agak panjang. Hanya saja selama ini cenderung non aktif, tidak melakukan aktivitas atau bisa disebut sel tidur. "Kelompok jihadis teroris jumlahnya kecil. Berbeda dengan gerakan lain yang pengikutnya banyak. Mereka memiliki pola-pola gerakan bercorak kekerasan dan teror," urai Muhammad Najib.

Data yang ia peroleh masih di permukaan, sehingga gerakan ini berafilisiasi kemana belum bisa diketahui. "Kami masih menunggu uraian lebih lanjut mengenai karakteristik kelompok-kelompok yang telah diidentifikasi aparat," tandas Muhammad Najib.

Dosen sosiologi UGM ini berharap, kepolisian semakin mengoptimalkan fungsi intelejen untuk mengidentifikasi adanya sel-sel tidur di wilayah Yogyakarta. Melalui informasi yang diperoleh intelejen, kepolisian bisa menjalin kerja sama dengan tokoh agama dan masyarakat. Kemudian bisa membangun benteng kuat, sehingga mampu mencegah perkembangan dan persebaran teroris di Yogyakarta. (R-2)

Halaman:

Tags

Terkini

Warga Geger, Ditemukan Mayat di Rumah Kos di Salatiga

Rabu, 17 Desember 2025 | 11:45 WIB

Polres Temanggung Curanmor Berkeliaran Memburu Target

Senin, 15 Desember 2025 | 09:33 WIB

Pemuda Sringin Dikeroyok, Polisi Masih Selidiki

Senin, 24 November 2025 | 15:26 WIB