SRAGEN, KRJOGJA.com - Tim Satres Narkoba Polres Sragen berhasil membongkar sindikat jualbeli obat aborsi yang dijual secara online, Rabu (19/07/2017). Pusat penjualan obat penggugur kandungan tersebut berpusat di Jalan Solo-Purwodadi KM 20, Desa Ngandul, Kecamatan Sumberlawang, Sragen.
Polisi meringkus tersangka Yen (25) warga Dukuh/Desa Kebonagung RT 02/07, Tegowanu, Grobogan dan menyita puluhan butir obat keras serta racikan yang diklaim bisa menghilangkan janin. Ironisnya, pembeli obat terlarang ini rata-rata diketahui masih berstatus pelajar. Harga yang dibanderol untuk satu paket penggugur kandungan senilai Rp 1 juta-Rp 1,5 juta.
Kapolres Sragen, AKBP Arif Budiman mengatakan, modus transaksi obat aborsi diketahui lewat media sosial Facebook dan pembeli mentransfer uang kemudian barang dipaketkan ke alamat pembeli. Untuk meyakinkan pembeli, tersangka yang sebenarnya laki-laki menyamar sebagai bidan dengan foto profil di akun FB-nya bergambar seorang wanita berpakaian medis.
Menurut Aris, praktik jualbeli obat aborsi online ini terungkap dari kecurigaan polisi atas kemunculan akun milik tersangka yang diberi nama Anita Sulastri di Grup FB Bisnis Wong Sragen (BWS). Di Grup yang berisikan anggota komunitas bisnis dari berbagai kalangan di Sragen ini, tersangka menyamar sebagai bidan dan menawarkan penjualan obat untuk menggugurkan kandungan.
Berawal dari informasi itu, polisi kemudian melakukan penyelidikan sebelum akhirnya melakukan penggerebekan di alamat penjualan di Ngandul, Sumberlawang. Saat dilakukan penggeledahan, tim menyita sejumlah barang bukti obat keras yang selama ini ditawarkan tersangka sebagai penggugur kandungan.
Barang bukti itu terdiri atas satu plastik klip berisikan 10 butir obat bentuk tablet warna hijau, 10 butir tablet obat keras warna putih, satu plastik berisi 6 butir kapsul serpa warna merah putih, satu plastik berisi 2 butir obat keras merek Cytotec dan beberapa racikan. Polisi juga mengamankan slip pengambilan uang ATM BRI, bukti pengiriman barang via JNE atas nama Murniati, dua HP dan uang hasil penjualan sebesar Rp 600.000.
"Kami juga menemukan satu bendel amplop coklat yang selama ini digunakan tersangka untuk mengirimkan paketan obat kepada pembeli. Jadi modusnya itu menjual lewat grup FB, menyamar sebagai bidan dan menawarkan obat penggugur kandungan," jelas Arif.
Dijelaskan Arif, hasil penyidikan diketahui sejauh ini sudah ada tujuh konsumen dari berbagai wilayah mulai dari Sragen, Solo hingga Purwodadi. Ironisnya, mereka rata-rata perempuan berusia muda dan berstatus masih pelajar. "Kami masih kembangkan penyelidikan termasuk menelusuri pembelinya," tandasnya.