kriminal

Bagi-bagi Hasil Memeras, Mafia Peradilan Gelar Rakernas Setahun Sekali

Jumat, 3 November 2023 | 11:25 WIB
Ilustrasi pengadilan (foto Pixabay)

KRjogja.com - JAKARTA - Ada rapat kerja nasional (Rakernas) yang dilakukan para mafia peradilan. Mereka adalah para oknum dari pihak yang berwenang di negeri ini. Menurut Ketua Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) Jimly Asshiddiqie, rakernas tersebut digelar setiap satu tahun sekali.

Hal itu diungkapkan Jimly saat memimpin sidang dugaan pelanggaran etik hakim konstitusi atas putusan gugatan uji materi tentang syarat calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (3/11/2023).

"Kalau mafia peradilan itu, kalau setahun sekali para mafia itu rakernas. Itu cuman segelintir orang tapi lumayan banyak," kata Jimly.

Baca Juga: Demi Muruah MK, MKMK Dituntut Ambil Keputusan Tidak Normatif

Jimly mengatakan, para mafia itu melaporkan berapa penghasilan yang didapat dari memeras masyarakat saat bertugas.

"Mereka rakernas setiap tahun lalu masing-masing melapor siapa yang paling banyak dapat duit," ujar mantan Ketua MK ini.

Lebih lanjut, ujar Jimly, polisi dan jaksa mendapatkan uang yang sama jumlahnya. Kemudian, selanjutnya yang mendapatkan uang lebih banyak lagi adalah panitera.

"Polisi lapor, sekian dapatnya. Jaksa lapor. Ternyata sama banyaknya antara polisi dan jaksa itu. Tapi sebenarnya lebih banyak jaksa karena jaksa itu kerjanya sampai eksekusi. Tukang peras ini. Diperas-peras semua," jelas Jimly.

"Sampai terakhir, panitera. Panitera itu suka ngaku, hakimnya minta sekian, padahal dia (yang minta). Hakimnya pindah-pindah, provinsi ini, pindah sana, pindah sana. Paniteranya di situ aja. Dia jadi manajer," sambung Jimly.

Baca Juga: Putusan MK soal Usia Capres/Cawapres Rusak Tatanan Bernegara

Terakhir, kata Jimly, hakim juga mendapatkan uang. Para hakim merasa uang tersebut lebih sedikit dibanding yang lain.

"Nah terakhir baru hakim. Hakim itu biasanya hasil perasan ini sudah tinggal tulang-tulangnya. Baru dapat tulang-tulangnya itu. Tapi kata pengacara, waktu rapat rakernas itu, 'Iya Pak Hakim, Bapak tinggal dapat tulang-tulangnya tapi di dalam tulang ada sum-sum," kata Jimly sambil tertawa.

Maka dari itu, Jimly menegaskan bahwa semua aparat penegak hukum mendapatkan 'jatuh'. Namun, advokat mendapatkan uang yang paling banyak.

'Jadi walhasil semua dapat. Semua kebagian. Tapi yang paling banyak dapat tuh advokat. Mulai dari sebelum kejadian, sampai eksekusi, sampai terus dapat. Makanya advokat tuh kaya-kaya," imbuh Jimly.(*)

Tags

Terkini

Warga Geger, Ditemukan Mayat di Rumah Kos di Salatiga

Rabu, 17 Desember 2025 | 11:45 WIB

Polres Temanggung Curanmor Berkeliaran Memburu Target

Senin, 15 Desember 2025 | 09:33 WIB

Pemuda Sringin Dikeroyok, Polisi Masih Selidiki

Senin, 24 November 2025 | 15:26 WIB