“Uji beban kesinambungan dilakukan di atas bangku uji dimana traktor pertanian roda dua dipasang pada meter pengukur daya poros dan diikat pada posisi yang kuat. Semua instrumen dipasang dengan benar dan telah dikalibrasi dengan baik. Motor penggerak dihidupkan pada posisi putaran roda penerus (fly heel) maksimum sesuai spesifikasi. Tingkat kecepatan gigi transmisi dioperasikan pada posisi kecepatan yang sesuai dengan kondisi pada saat dipakai untuk pengolahan tanah (untuk traktor yang dilengkapi gigi kecepatan ganda). Selanjutnya dilakukan proses pemanasan (running-in) selama 30 menit. Pengukuran dilakukan dengan memberi beban (torsi) pada poros roda secara bertahap meningkat dari beban minimum sampai dengan beban maksimum,†jelas Bambang.
BSN berkunjung ke perusahaan ini juga untuk melihat secara langsung proses produksi yang sesuai SNI. “Kami mengapresiasi CV Karya Hidup Sentosa dengan produknya yang bermerk Quick. Selain menerapkan SNI, Quick juga memiliki cerita sukses lainnya. Diantaranya, Quick telah mengekspor produknya ke 16 negara. Bermula dari bengkel sederhana, kemudian CV Karya Hidup Sentosa tumbuh pesat secara bisnis dan sumber daya manusia bahkan produknya,†pungkas Bambang.
Sementara itu, Direktur CV Karya Hidup Sentosa, Hendro Wijayanto juga menyampaikan apresiasinya kepada Kepala BSN yang telah berkunjung ke perusahaannya. “Dengan menerapkan SNI, kami dapat memberikan jaminan bahwa produk Quick terjamin kualitasnya sehingga konsumen tidak perlu ragu menggunakan produk Quick. Kami berharap agar SNI Traktor Pertanian Roda 2 dan TKDN menjadi syarat atas produk yang akan dibeli oleh pemerintah, guna menjamin kualitas serta melindungi industri dalam negeri.
"Kami juga mendapat informasi dari BSN, bahwa BSN akan menyelenggarakan kegiatan Indonesia Quality Expo pada November 2020 mendatang di Yogyakarta. Oleh karenanya, harapan kami, BSN dapat terus meningkatkan sosialisasi baik secara langsung maupun publikasi melalui media†tegas Hendro.(ati)