YIA ungkapnya akan beroperasi penuh pada 29 Maret 2020, seluruh penerbangan di Bandara Adisutjipto dialihkan ke YIA, kecuali penerbangan berjadwal dan tidak berjadwal yang menggunakan pesawat propeller, serta penerbangan VIP menggunakan pesawat jet pribadi. Pada 29 Maret nanti, YIA akan beroperasi 24 jam. Sementara, jam operasi Bandara Adisutjipto akan berubah dari sebelumnya pukul 05.00-21.00 men jadi pukul 05.00-18.00.Â
Sejak awal beroperasi 6 Mei 2019 hingga akhir Desember 2019, BIY telah melayani lebih dari 232.000 penumpang dan 2.568 pergerakan pesawat dengan 13 rute domestik tujuan Denpasar, Banjarmasin, Palembang, Jakarta (Cengkareng dan Halim Perdanakusuma), Palangkaraya, Batam, Banjarmasin, Samarinda, Tarakan, Pontianak, Makassar, dan Kualanamu. Sedangkan, jumlah penerbangan di Bandara Adisutjipto sebanyak 150 penerbangan domestik dan 8 penerbangan internasional.Â
'Underpass' Dibuka
Sementara itu proses pembangunan underpass YIA yang diklaim terpanjang di Indonesia mencapai 1,436 meter, cukup alot. Karena berada di bawah bandara dan membutuhkan safety atau keamanan tingkat tinggi. Tapi setelah melalui pembahasan alot dan pendekatan secara simultan, demi mempersingkat jarak maka pembangunan underpass di bawah BIY diperbolehkan. Hal ini ditegaskan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Wilayah Jateng-DIY, Akhmad Cahyadi, saat uji coba perdana Underpass BIY di Temon.
"Konstruksi underpass YIA sudah didesain dan dilaksanakan sesuai ketentuan dan peraturan yang ada. Panjang underpass yang tertutup 1.095 meter dan panjang totalnya mencapai 1.436 meter dengan lebar perlajur satu arah 7,85 meter. Underpass terdiri dua jalur dengan empat lajur. Untuk tingginya 5,1 meter," jelas Akhmadi Cahyadi. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan konstruksi underpass BIY di Kapanewon Temon, akhir Desember 2019.Â
Keberadaan underpass sebagai penghubung jalur pantai selatan atau Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) sempat terputus selama pembangunan YIA. Ada sejumlah aspek penting yang harus diketahui masyarakat saat melintas dalam underpass atau terowongan. Proyek senilai Rp 293 miliar bersumber anggaran tahun jamak itu dilengkapi lampu peringatan di sejumlah titik dan terdapat pintu keluar darurat dengan empat titik pemberhentian darurat. Bagi setiap pengendara bermotor yang melintas diimbau berkecepatan maksimal 40 kilometer perjam.
Pantauan KRJOGJA.com di sepanjang underpass terdapat ornamen penari tradisional Angguk Putri dan Kuda Lumping. Di pembatas jalan nampak simbol kebanggaan masyarakat Kulonprogo gebleg renteng. Selain itu underpass juga dilengkapi pengeras suara untuk memberi peringatan kepada pengendara yang melintas dalam bahasa Indonesia, Jawa dan Inggris.
Akhmadi Cahyadi mengatakan, konstruksi underpass dilengkapi saluran drainase agar tidak terjadi genangan air atau banjir ketika musim penghujan. Untuk menjamin keamanan masyarakat yang melintas maka dipasang sejumlah kamera pengawas atau CCTV di titik-titik strategis.Â
"Masyarakat kami imbau juga untuk tidak membuang sampah sembarangan. Yang paling penting masyarakat jangan berhenti di dalam underpass kecuali dalam kondisi darurat," imbaunya.