TEMON, KRJOGJA.com - Pemerintah akan segera membangun Prasarana, Sarana, dan Utilitas umum (PSU) di kompleks hunian relokasi mandiri bagi warga terdampak pembangunan New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) di Desa Kebonrejo dan Jangkaran Kecamatan Temon. Sarana prasarana (sarpras) dimaksud meliputi jalan lingkungan konblok, talut dan drainase.
Jika dibandingkan dengan tiga kompleks relokasi lainnya, pengerjaan PSU di dua desa tersebut yang rencananya dikerjakan tahun ini sesungguhnya terbilang terlambat. Lantara tiga kompleks relokasi lainnya yakni di Desa Glagah, Palihan dan Janten sudah lebih dulu dikerjakan, tidak lama setelah warga mulai menempati hunian tersebut.
Pengerjaan dilakukan oleh Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sedangkan kompleks relokasi Kebonrejo dan Jangkaran akan digarap oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Kulonprogo.
"Satker hanya menangani yang jumlah rumahnya 50 unit ke atas. Sedangkan di Kebonrejo hanya 24 unit sementara Jangkaran hanya empat rumah, sehingga kami yang mengerjakannya,†jelas Kepala Bidang (Kabid) Perumahan dan Permukiman, DPUPKP setempat, Suparno, Minggu (27/1).
Menurutnya, di kompleks relokasi Janten, tahun ini DPUPKP akan mengerjakan talut tepian lahan, drainase serta jalan lingkungan dari konblok. Anggaran yang
disiapkan Rp 200 juta. Adapun di Kebonrejo, karena lahannya lebih luas, Pemkab Kulonprogo tahun ini baru bisa membuat jalan lingkungan senilai anggaran Rp 327,5 juta. Fasilitas lainnya drainase, talut dan lainnya akan diusulkan pada tahun anggaran 2020. Termasuk lampu dan saluran limbah yang diharapkan warga
juga diusulkan di 2020.
Secara terpisah Dukuh Kepek yang juga terdampak pembangunan bandara, kini
tinggal di kompleks relokasi Glagah, Hari Subagia mengatakan, sarana prasarana