MBAH Suparni namanya, menurut pengakuannya ia sudah berusia 117 tahun. Pekerjaannya berdagang, mulai dari jamu, kain dan tampar (tali).
“Usia saya sudah 117 tahun. Asli kelahiran dari daerah Tlogoguwo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Sekitar tahun 1945 pindah tinggal di Sadang, Desa Tanjungharjo sampai sekarang,†ujarnya ketika ditemui Krjogja.com rumahnya, Sadang, Tanjungharjo, Nanggulan, Kulonprogo belum lama ini.
Mbah Suparni memang tidak ingat detail tanggal, bulan dan tahun persis kelahirannya. Namun seperti pengakuannya ia lebih dari 1 abad. Dalam catatan KRjogja.com, usia Mbah Suparni sama dengan sosok Tarsisius Wartono, orang pertama yang yang menghasilkan Peranakan Etawa Kaligesing, Purworejo. Kebetulan baik Suparni maupun Tarsisius Wartono berasal dari Tlogoguwo, Purworejo.
Baca : Ini Orang Pertama yang Menghasilkan Peranakan Etawa Kaligesing, Usianya 110 Tahun
Meski usianya sudah melewati satu abad, Mbah Suparni dalam kesehariannya masih beraktivitas berjalan keliling kampung berjualan kain dan jamu tradisional. Â Barang tersebut sebagian ia beli di Pasar Beringharjo.
Setiap kulakan dagangan ke Pasar Beringharjo, pulang – pergi memilih naik motor ojek dengan menempuh jarak lebih dari 35 kilometer (km). Di kekosongan waktu, Suparni menekuni pekerjaan membuat bahan kerajinan, tampar dari daun gebang.
Di usia yang sudah senja, menolak tinggal di dalam rumah bersama keluarga anak pertama Tukiyem. Memilih tinggal dan tidur di samping rumah, berdinding bambu, bersebelahan tempat kayu bakar.
Suparni mengaku dirinya anak pertama dari sembilan saudara dari anak almarhum Atemo Raharjo. Enam saudara kandung sudah meninggal sehingga tinggal tiga orang, termasuk dirinya yang masih hidup.