WATES (KRjogja.com) - Suatu organisasi diperlukan adanya SDM, sarana kerja, lingkungan kerja, pemberdayaan, dan kepemimpinan (S2LPK). Sebab apa yang ada dalam S2LPK ini dibutuhkan sebagai upaya penataan menuju organisasi yang lebih baik.
Dijelaskan Wiwit Sukmaji dari Kapilawastu, S2LPK baik itu SDM maupun pemberdayaan masih perlu ditingkatkan. "Demikan pula lingkungan kerja menjadi budaya kerja yang lebih bagus, serta pentingnya kepemimpinan berbasis pelayanan," katanya saat memberikan dalam "pembinaan manajemen bagi organisasi perempuan", Senin (06/02/2017) di Wates.
Pembinaan dilakukan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) DIY bekerjasama dengan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kulonprogo dan Kapilawastu. Acara dihadiri peserta dari organisasi yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kulonprogo akan berlangsung hingga Rabu (08/02/2017).
"SDM ini banyak yang harus dibenahi, diantaranya SGPCE yakni terkait sikap atas dasar nilai etika dan tata krama, gaya hidup yang sesuai dengan nilai moral budaya dan agama, penampilan atas dasar norma-norma etika dan estetika, cara memaknai hidup dengan bersyukur, serta etika sebagai sasar perilaku," paparnya.
Regulasi diri yang merupakan sikap perilaku, menurut Wiwit, adalah sebagai modal dasar untuk membangun citra lembaga di era global. "Semangat perlu ditumbuhkan agar tetap berkarya penuh keikhlasan untuk membangun bangsa dan negara melalui perjuangan di organisasi masing-masing," urainya. Â
Â
Peserta dari organisasi perempuan dalam GOW Kulonprogo, dikatakan Wiwit, mempunyai semangat luar biasa membangun daerahnya. "Hanya memang perlu dilakukan pembinaan untuk memberikan motivasi, karena potensi semangat mereka luar biasa yang perlu dikembangkan. Punya semangat dengan motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik," ujarnya.
Sementara itu, dijelaskan Endah Wahyuni Kasubid Pengembangan Kelembagaan Organisasi Perempuan pada BPPM DIY, bahwa perkembangan zaman teknologi informasi bila tidak selalu diikuti akan menjadikan terbelakang dan akan stagnan.
"Sebab tantangan ke depan organisasi perempuan adalah tetap berkarya, optimis, berjuang meningkatkan partisipasi perempuan di ranah pembangunan dan bagaimana perempuan selain sukses dalam urusan rumah tangganya juga dalam berorgansisaai sosial maupun karirnya," tandas Endah. (Wid)