KRjogja.com - KULONPROGO - Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) memberikan pelatihan pemanfaatan limbah atau sisa sampah dapur untuk dibuat menjadi komposter lindi bagi ibu-ibu yang berada di Padukuhan Pantog Wetan, Banjaroyo, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (5/3/2024) lalu yang diikuti oleh 15 ibu-ibu dari Padukuhan Pantog Wetan.
Didampingi oleh Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UAD Siti Kurnia Widi Hastuti, SKM., MPH. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), tim mahasiswa KKN UAD reguler periode 119 unit XIV.C.3 beranggotakan 9 orang yang terdiri dari Revi Ardhita, Azzahrotul Utari, Bambang Arief Wujayanto, Telly Indi Cahyaning Puteri, Azam Azri Ahmad, Latifa Tri Wulandari, Naufal Harun Al Hakim, Nisrinaa Ramadyaningsih dan Mutiara Dwi Apriani.
Widi menuturkan, tujuan diselenggarakan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang pembuatan kompos dari sampah organik rumah tangga.
Baca Juga: Bantul Terima Anugerah Adipura Pengelolaan Sampah
"Sekaligus diharapkan bisa meningkatkan motivasi untuk memanfaatkan sampah organik rumah tangga sebagai kompos dalam upaya membantu mengatasi permasalahan sampah di DIY," ujarnya, dalam keterangan tertulis.
Lebih lanjut, Widi menjelaskan, materi yang disampaikan meliputi cara memilah sampah organik dan anorganik, cara membuat komposter dan pemanfatan komposter.
Biasanya, kata Widi, sampah yang dihasilkan dari dapur rumah tangga dibuang begitu saja, seperti sisa masakan, kulit buah, sisa sayuran, sisa nasi, cangkang telur dan sampah organik lain yang jumlahnya setiap hari cukup banyak.
Sampah sisa makanan yang dibiarkan menumpuk, menurut dia, akan membusuk dan menghasilkan gas metana yang berbahaya bagi lingkungan.
Baca Juga: Kabupaten Klaten Pelopor Program Kecamatan Tangguh Bencana
"Sebaliknya, sampah dapur jika dapat kita kelola dengan baik, salah satunya menjadi pupuk organik, maka akan memiliki nilai ekonomis," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Nisrina selaku penanggung jawab program mengingatkan bahwa sampah dapur bukan masalah sepele dan harus dikelola dengan baik.
"Karena jika tidak dikelola dengan baik sisa sampah tersebut dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan dapat menimbulkanpenyakit," ucapnya.
"Sampah tersebut juga dapat mengundang banyak binatang seperti kecoa, semut dan tikus," imbuh Nisrina.
Baca Juga: Bajong Banyu Masih Terus Dilestarikan
Sementara itu, Subadri selaku Kepala Dusun (Kadus) Pantog Wetan sangat mengapresiasi kegiatan ini. Besar harapannya setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan tersebut, pengetahuan masyarakat terkait pemanfaatan sampah ataupun limbah rumah tangga semakin meningkat.