KRjogja.com - KULONPROGO - Hasil penilaian risiko mengggunakan tool standar yang dikeluarkan World Health Organization (WHO), Indonesia dikategorikan wilayah risiko tinggi penularan polio. Hal tersebut berkaitan adanya KLB Polio tipe 2 sejak akhir 2022 sampai saat ini, sehingga dibutuhkan upaya respon imunisasi secara massif dengan cakupan tinggi dan merata untuk memutus transmisi virus polio.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo, dr Sri Budi Utami MKes mengatakan, upaya pencegahan penularan polio di Kabupaten Kulonprogo sudah dilaksanakan kewaspadaan melalui surveilans AFP untuk deteksi dini, respon cepat, pengambilan specimen AFP serta peningkatan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata.
Upaya respon akan dilaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di seluruh provinsi di Indonesia, selain provinsi yang telah melaksanakan sub PIN pada awal 2024. Dasar pelaksanaan PIN, Surat Menkes RI, tanggal 16 Mei 2024 tentang Pelaksanaan PIN dalam rangka penanggulangan KLB Polio.
Baca Juga: Buruh Sukoharjo Keberatan Program Tapera
Sasaran PIN adalah seluruh anak usia 0-7 tahun tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Vaksin yang digunakan novel oral polio vaccine tipe 2 (nOPV2) yang diberikan dengan metode tetes. Pelaksanaan PIN akan dilakukan dua putaran, masing-masing putaran dilaksanakan dalam waktu satu minggu plus 5 hari sweeping dengan jarak putaran PIN satu dan dua adalah dua minggu.
"Untuk di Kabupaten Kulonprogo, pelaksanaan PIN Polio dijadwalkan, putaran pertama pada 15-21 Juli 2024 (sweeping 22-26 Juli 2024) dan putaran kedua pada 29 Juli-4 Agustus 2024 (sweeping 5-9 Agustus 2024) dengan target cakupan sekurang-kurangnya 95 persen untuk masing-masing putaran," jelas dr Sri Budi Utami, di ruang kerjanya, Kamis (6/6/2024).
Lebih lanjut diungkapkan jumlah estimasi sasaran 46.926 orang terdiri anak usia balita 24.789 orang, anak usia TK 10.627 orang dan anak usia SD (7 tahun) 11.510 orang.
Sebelum melaksanakan PIN Polio, Dinkes Kulonprogo telah melakukan persiapan yakni menyusun 'microplanning', koordinasi lintas program, melakukan sosialisasi melalui lokakarya mini lintas sektor puskesmas dan rapat koordinasi.
Baca Juga: Waspadai Potensi Gelombang Tinggi di Laut Selatan Jabar-DIY Sampai Hari Minggu
Adapun rencana tindak lanjut sosialisasi dan koordinasi kepada pihak-pihak terkait mulai sektor pendidikan maupun lintas organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk mendukung pelaksanaan PIN polio termasuk dalam kegiatan penyuluhan/ sosialisasi pada masyarakat.
"Selanjutnya koordinasi dengan organisasi profesi untuk berpartisipasi pelaksanaan PIN serta penyusunan jadwal dan pelaksanaan kegiatan," tutur dr Sri Budi didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kulonprogo Arif Mustofa. (Rul)