KRjogja.com - KULONPROGO - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo, Heri Darmawan AP MM mengatakan, dari tujuh alat early warning system (EWS) bencana Tsunami yang di tempatkan di pesisir Selatan Kabupaten Kulonprogo, hanya satu yang berfungsi, sedangkan enam sisanya mengalami kerusakan, mengalami korosi air laut.
"Enam EWS yang rusak itu tersebar di sepanjang pantai wilayah Kulonprogo, mulai dari Pantai Trisik, Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur hingga Pantai Congot, Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon. Karena sudah cukup lama dan terkena korosi, sehingga memang harus saatnya diganti,” kata Heri di Kompleks Pemerintah Kabuapaten (Pemkab) Kulonprogo, Senin (5/5/2025).
Baca Juga: Masuk Rekor Leprid, 4.478 Warga Makan Soto di Hari Jadi Semarang
Untuk satu EWS yang berada di Glagah ungkapnya saat ini dalam kondisi baik. Untuk EWS ini terkoneksi dengan underpass Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).
Lebih lanjut dijelaskan, enam EWS yang rusak merupakan hibah dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 2018 silam. Karena faktor alam, menyebabkan EWS tersebut tidak lagi berfungsi normal. BPBD sudah mengajukan bantuan EWS baru kepada BNPB. Pihaknya berharap EWS baru bisa dioperasikan mulai 2025.
Baca Juga: UKSW Bergolak, Digoyang Demo Mahasiswa dan Dosen
Mengingat ini sebuah potensi ancaman kebencanaan dan untuk kesiapsiagaan, maka Pemkab Kulonprogo sudah melakukan upaya mengajukan permohonan bantuan pada BNPB agar dilakukan pengadaan atau bantuan EWS untuk dipasang di bibir pantai wilayah Kabupaten Kulonprogo mulai dari Banaran sampai Jangkaran. "Kami sudah layangkan surat permohonan dan mudah-mudahan tahun ini bisa terealisasi,” harap Heri Darmawan.
Dalam upaya antisipasi kebencanaan, pihanya juga berupaya menambah EWS longsor yang saat ini masih belum memadai di Kulonprogo. Di Kulonprogo tercatat ada delapan unit EWS yang terpasang di Kalurahan Gerbosari, Kapanewon Samigaluh dan Kalurahan Pendoworejo, Kapanewon Girimulyo.
Baca Juga: Paralimpian Kota Yogyakarta Gabung Pelatnas Asian Para Games dan Paralympic
Jumlah tersebut dinilainya belum ideal untuk mengcover seluruh wilayah berpotensi longsor di Kulonprogo. “Jumlah tersebut pasti belum cukup, tapi kita memang ada skala prioritas, penting dan mendesak. Idealnya kalau pemasangan di titik tertentu itu cukup banyak, tapi peralatan itu memang tidak murah. Nah sekarang diupayakan bantuan BNPB baik provinsi maupun pusat, kita juga upayakan penambahan di beberapa titik sesuai skala prioritas,” tutur Heri. (Rul)