Krjogja.com - KULONPROGO - Sebagai bagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo mempunyai tanggungjawab melestarikan dan mengembangkan tradisi dan budaya lokal demi terjaganya Keistimewaan DIY.
Menurut Asisten Sekda (Asda) 1 Kulonprogo Jazil Ambar Was'an, Nguri-nguri atau melestarikan tradisi dan budaya merupakan pengejawantahan atau perwujudan hamemayu hayuning bawono.
Baca Juga: Dorong Daya Saing UMKM, BRI Fasilitasi Sertifikasi Halal bagi UMKM melalui Program BRI Peduli
"Artinya bumi sesungguhnya sudah indah tapi kita semua punya kewajiban untuk lebih memperindah dan mempercantk. Jangan sampai bumi yang sudah indah justru malah dirusak. Sehingga tradisi dan budaya adi luhung Ngayogyakarta harus benar-benar kita jaga, rawat dan dilestarikan," kata Jazil Ambarsaat mengikuti Ziarah Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) Kulonprogo di Puncak Hud, Segara View, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/5).
Ziarah ke Petilasan Ki Sabdo Palon, Puncak Hud merupakan bagian dari upaya menunjukkan eksistensi MLKI Kulonprogo sekaligus pelestarikan dan pengembangan tradisi budaya yang dilakukan Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan Kulonprogo.
Ziarah yang dilakukan secara bersama-sama juga sebagai media mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan.
"Selain itu ajang ngangsu kawruh atau menimba ilmu tukar pikiran sehingga tradisi yang berkembang pesat di daerah lain dalam hal ini Kebumen bisa diadopsi di Kabupaten Kulonprogo," jelasnya.
Pihaknya berharap kegiatan-kegiatan yang bersingungan dengan pelestarian dan pengembangan budaya rutin di adakan setiap tahun. Apalagi ini berhubungan langsung dengan aliran kepercayaan yang secara Nasional memang diakui oleh Negara sebagai salah satu keyakinan.
"Pemerintah daerah tentunya mengikuti apa yang telah menjadi kebijakan pemerintah pusat. Sehingga Pemkab Kulonprogo berkewajiban melaksanakan kebijakan tersebut, memfasilitasi kegiatan MLKI salah satunya ziarah ke Puncak Hud, Kebumen," tambah Jazil.
Selain itu pemkab juga punya kewajiban menjaga dan melindungi aliran kepercayaan yang ada di kabupaten ini. Pembinaan dan bimbingan dilakukan bagi kelompok penganut aliran kepercayaan agar tetap komitmen melaksanakan tujuan kelompok ini berdiri terutama di bidang kepercayaan pada Tuhan dan menjaga tradisi.
"Situasi Kulonprogo ayem, tentrem, jenjem atau dalam kondisi harmonis, tanpa gangguan, salah satunya berkat komitmen dan kerjasama penganut aliran kepercayaan dan pemerintah," ujarnya.
"Alhamdulillah di Kulonprogo, semua unsur bisa menjaga kondisi saiyeg saeka kapti (kerukunan, persatuan dan semangat gotong royong)," tuturnya menambahkan ziarah bersumber Dana Keistimewaan.
Kepala Kundha Kabudayaan Kulonprogo, Drs Eka Pranyata mengatakan, banyak manfaat yang bisa dipetik dari kegiatan tradisi ziarah ke tempat-tempat yang dipercaya sebagai cikal bakal tumbuh kembangnya tradisi.