KRjogja.com - KULONPROGO - SMAN 1 Pengasih Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta (SMAPTA) punya cara tersendiri dalam mewujudkan hak setiap anak atas pendidikan yang berkualitas.
Salahsatunya dengan mewujudkan hal tanpa diskriminasi dan memastikan peserta didik merasa aman, nyaman, dihargai dan dapat mengembangkan potensi yang maksimal.
Baca Juga: Menkop Akan Hidupkan Jaringan Usaha Koperasi Untuk Perkuat Ekosistem
Kali ini SMAN 1 Pengasih menghadirkan pelayanan yang ramah terhadap peserta didik inklusi dengan mengangkat slogan "Sirami Tamanmu" yang merupakan akronim dari Satuan Pendidikan Ramah Inklusi SMAPTA Melayani dan Memuliakan.
"Sirami Tamanmu" dimotori oleh tim inovator SMAPTA yaitu Eko Mulyadi selaku Kepala Sekolah, Suprihatin dan Atik Zuliana selaku pengelola perpustakaan. Tim ini mengajak seluruh warga sekolah untuk memberikan layanan "Sirami Tamanmu."
Menurut Eko Mulyadi, Jumat (21/11/2025), dari rapor pendidikan SMAN 1 Pengasih, aspek iklim, sikap dan lingkungan terhadap inklusi secara kuantitatif mengalami penurunan dari 2024 ke 2025.
Baca Juga: Dicekal dan Wajib Lapor, Roy Suryo Cs Santai
"Untuk meningkatkan pelayanan inklusi, beberapa upaya yang dilakukan agar setiap tahun ada peningkatan antara lain penambahan diklat guru terkait inklusi, melakukan kerjasama dengan SLB dalam layanan inklusi, penambahan sarana kebutuhan inklusi seperti kursi roda, parkir droping untuk prioritas, akses inklusi, meja baca prioritas, penambahan sarana dan prasaran perpustakaan khusus inklusi hingga kamar mandi," papar Eko.
"Perpustakaan sebagai jantung pendidikan dan sumber belajar, turut memberikan andil dalam memberikan pelayanan prima bagi peserta didik inklusi," imbuhnya.
Eko juga menyebut perpustakaan memberikan ruang untuk belajar mandiri dan mengembangkan minat dan bakat mereka.
Dalam menghadapi sikap terhadap inklusi, guru-guru yang sudah didiklat melakukan desiminasi kepada guru lain agar mempunyai wawasan untuk pelayanan inklusi.
Begitu juga siswa-siswi sekolah ini, juga digerakkan untuk saling menghargai, membantu, memberikan sikap yang ramah, bahasa sopan santun serta saling mengapresiasi terhadap inklusi.
Eko menambahkan bahwa para siswa inklusi di SMAN 1 Pengasih "mikul duwur" dalam hal prestasi.
"Mereka juga aktif berliterasi menulis buku, juara paperda bidang atletik, bulu tangkis dan Bocia bahkan hingga berprestasi sampai tingkat nasional," pungkasnya. (Sal)